PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI KERJA
TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT. GALATTA LESTARINDO
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Skripsi Pada Fakultas Ekonomi Program Studi
Manajemen
Diajukan Oleh:
HARDIANTO
SEMBIRING
14090050
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBINAAN MASYARAKAT INDONESIA
MEDAN
2018
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
A. Deskriptif Objek Penelitian
1.
Sejarah Singkat PT. Galatta
Lestarindo
PT. Galatta Lestarindo didirikan pada tanggal 20 Oktober 1992 dengan
No. Akte pendirian No. 44 berkedudukan di Kota Medan. Selain di Kota Medan, PT.
Galatta Lestarindo juga berlokasi di Pancur Batu dimana disana merupakan tempat
pembuatan pupuk dolomit. Perusahaan ini dikelola oleh seorang Direktur Utama
dengan integritas tinggi dan dipimpin dengan memberi contoh yang baik dalam
semua kegiatan yang ada.
Pada Pedoman Sistem Manajemen Mutu dijelaskan ruang lingkup kebijakan
mutu serta sasaran mutu perusahaan serta struktur organisasi, tanggung jawab
dan wewenang karyawan yang kegiatannya terkait dengan penerapan sistem mutu.
Manajemen perusahaan dikelola oleh tenaga-tenaga kerja yang berpengalaman dari
kantor pusat, pabrik, dan pemasaran.
Pedoman Sistem Manajemen Mutu ini bertujuan untuk:
1)
Mempromosikan kepada para
pelanggan bahwa telah menerapkan sistem manajemen mutu yang konsisten dan
handal dalam upaya memuaskan pelanggan.
2)
Menunjukkan komitmen mutu dan
pengakuan standar internasional dan sistem pengendalian mutunya serta pelayanan
dalam memuaskan pelanggan.
3)
Memastikan
bahwa seluruh karyawan mempunyai pemahaman yang jelas terhadap apa yang
diperlukan/dipersyaratkan dari mereka serta dengan siapa mereka bekerja dan kepada siapa mereka
bertanggung jawab secara langsung atau melaporkan pekerjaannya.
4)
Menjadi
acuan bagi seluruh sistem dokumentasi mutu di seluruh jajaran organisasi.
5)
Memberikan
pedoman dalam bertindak dan pengambilan keputusan.
PT. Galatta Lestarindo ini
memproduksi pupuk dolomit tetapi masih ada berbagai macam pupuk yang diproduksi
sesuai dengan berbagai permintaan. Jenis pupuk lain yang diproduksi, yaitu:
A. Pupuk Alam Buatan.
1)
Dolomit
M-100
2)
Zeolit
3)
Mg-36
4)
Pualami
5)
Phosmag
Plus
6)
Puserna
B.
Produk
Lain.
1)
Tepung
Tempurung
2)
Kaolin
3)
Calcium
Carbonate
2.
Visi
dan Misi Perusahaan
a)
Visi
Diakui sebagai Perusahaan Kelas Dunia yang
Bertumbuh-kembang, Unggul, dan Terpercaya sebagai pemasok pupuk dengan fokus
memenuhi kepuasan pelanggan.
b)
Misi
Misi dari
perusahaan ini, adalah:
1)
Memberikan
pelayanan terbaik dan bernilai tambah untuk mencapai kepuasan pelanggan dan
loyal melalui profesionalisme dan kecepatan pelayanan pemasokan pupuk.
2)
Secara
terus menerus melakukan peningkatan sistem manajemen mutu dan terus melakukan
peningkatan sumber daya manusia sesuai kebutuhan perusahaan.
3)
Memenuhi
kepentingan berbagai pihak terkait secara seimbang.
3.
Struktur
Organisasi
PT. Galatta Lestarindo Medan memiliki struktur organisasi berbentuk garis, dimana pimpinan bertindak
sebagai pengelola puncak
tanpa diatur atau dipengaruhi oleh orang lain pada posisinya yang menunjukkan wewenang dan tanggung jawab yang jelas dalam
pembagian fungsi-fungsi operasional. Bentuk garis seperti ini memperlihatkan garis-garis kekuasaan dan
perintah yang vertikal, dimana seorang bawahan
hanya punya satu garis hubungan pelaporan kepada atasannya dan sebaliknya seorang atasan hanya mempunyai satu
garis perintah kepada bawahannya.
Untuk merealisasikan dari
kegiatan dan aktivitas instansi perlu disusun struktur oraganisasi. Suatu
organisasi harus disusun sesuai dengan kebutuhan san keadaan insatansi
tersebut, oleh karena itu suatu struktur haruslah bersifat fleksibel dan tugas
masing-masing seksi harus saling berhubungan erat satu sama lainnya.
Adapun gambar 4.1 struktur
organisasi pada PT. Galatta Lestarindo Medan
sebagai berikut :
Manajer : J.Simanjuntak
Wakil
: F. Siregar
|
Security
|
Personalia dan Timbangan
|
Laboratorium
|
Kabag
Produksi
|
Logistik
|
Civil/rumah tangga
|
Supir
|
Maintenance
|
Pengawas Produksi
|
Pengawas
Gudang
|
Kebersihan
|
Mekanik
|
bubut
|
Bongkar muat
|
Listrik
|
Genset/ Mekanik alat berat
|
Op. Tungku
|
Karyawan borongan
dan harian
|
Op.panel
|
Op.Alat berat
|
Gambar
IV.1 : Struktur Organisasi PT.Galatta
Lestarindo Pancur Batu Medan.
Sumber :PT.Galatta Lestarindo Pancur Batu Medan, 2018
4.
Tanggung jawab dan Wewenang
1.
Manajer
a.
Tanggung
jawab
Tanggung jawab dari Manajer,
adalah:
1)
Mengawasi
seluruh kegiatan/keamanan pabrik secara umum.
2)
Melaksanakan/mensosialisasikan
kebijaksanaan perusahaan yang diputuskan oleh Direktur.
3)
Melaporkan
hasil pekerjaan maupun kendala-kendala yang timbul dan masalah-masalah lainnya
kepada Direktur.
4)
Melayani
instansi-instansi pemerintahan/swasta yang ada hubungannya dengan perusahaan.
5)
Memasukkan
kebutuhan SDM untuk pemenuhan produksi.
b.
Wewenang
Wewenang dari Manajer, adalah:
1)
Memberi
teguran/SP kepada karyawan/staf yang melanggar peraturan perusahaan.
2)
Memutuskan
hubungan kerja dengan karyawan/staf yang melakukan pelanggaran sesuai dengan
peraturan perusahaan yang berlaku dengan persetujuan Direktur.
3)
Menandatangani
administrasi untuk karyawan/staf yang diberhentikan atau yang mengundurkan
diri.
4)
Mengadakan
rapat secara rutin.
2.
Wakil Manajer
a.
Tanggung
jawab
Tanggung jawab dari Wakil Manajer, adalah:
1)
Memastikan
penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 berjalan dan perbaikannya secara
berkesinambungan.
2)
Melaporkan
kinerja Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 kepada Direktur tiga (3) bulan
sekali sebagai bahan penyempurnaan berikutnya.
3)
Menyusun
konsep kebijakan dan sasaran mutu perusahaan.
4)
Meninjau
kembali hubungan antara lain yang mempengaruhi mutu serta membuat usulan
perbaikannya.
5)
Memastikan
promosi kesadaran akan persyaratan pelanggan kepada seluruh jajaran di
perusahaan pada unit terkait.
6)
Membuat
program audit internal tahunan dibantu oleh para auditor dan memonitor
pelaksanaannya untuk memastikan pencapaiannya sasaran yang ditetapkan.
7)
Memberikan
data untuk rapat tinjauan manajemen.
8)
Menerbitkan
dokumen Sistem Manajemen Mutu yang berlaku sesuai kebutuhan.
9)
Menarik
dokumen yang sudah kadarluasa.
10)
Memusnahkan
dokumen kadarluasa yang sudah jatuh tempo pemusnahan.
11)
Mendistribusikan
dokumen kepada pihak yang berkepentingan.
12)
Memastikan
dokumen yang digunakan adalah yang terkini di lingkungan perusahaan.
b.
Wewenang
Wewenang dari
Wakil Manajer, adalah:
1)
Memutuskan
untuk penetapatan jadwal/pelaksanaan audit mutu internal.
2)
Memutuskan
sistem jalan/tidaknya Sistem Manejemen Mutu pada fungsi yang ada.
3)
Memberi
masukan kepada pimpinan atau manajemen perusahaan untuk peningkatan sistem yang
berkesinambungan.
3. Bagian Kantor/Personalia
a.
Tanggung
jawab
Tanggung jawab dari Bagian Kantor/Personalia, adalah:
1)
Penggantian
kata kalibrasi 0 (nol) setiap pagi pada jembatan Timbangan diganti dengan kata
“SET-ZERO” dilakukan pada setiap hari kerja sebelum penimbangan pertama
dilakukan.
2)
Menjamin
akurasi hasil timbangan material yang masuk maupun keluar.
3)
Menerima
DO untuk pengeluaran hasil produksi.
4)
Melakukan
pengawasan pengiriman barang sesuai dengan DO yang diterima.
5)
Mengadakan
koordinasi pekerjaan dengan Pengawas Gudang.
6)
Merawat/menjaga
kebersihan lingkungan timbangan dan ditera secara berkala.
7)
Membuat
Laporan Harian Hasil Kerja (material atau hasil produksi yang masuk atau
keluar) ke Manajer Pemasaran untuk diteruskan ke Direktur.
8)
Melaporkan
Rekapitulasi DO pengiriman dalam Laporan Bulanan yang diteruskan ke staf
Pemasaran kantor Medan.
9)
Hadir di
kantor 10 menit sebelum jam kerja di mulai.
b.
Wewenang
Wewenang dari Bagian Kantor/Personalia,
adalah:
1)
Menolak
menimbang barang-baran/pekerjaan diluar tugas/tanggung jawab tanpa persetujuan
Manager/Wakil Manager.
2)
Menolak
menimbang untuk mobil material yang keluar/masuk tidak sesuai prosedur (surat
jalan, tanda tangan penerimaan barang).
3)
Menolak
menimbang diluar waktu/jam yang ditentukan sesuai kebijaksanaan perusahaan.
4)
Memutuskan
pelaksanaan kalibrasi external.
4.
Bagian
Produksi
a.
Tanggung
Jawab
Tanggung jawab dari Bagian
Produksi, adalah:
1)
Bertanggung
jawab atas kelancaran jalannya produksi.
2)
Mengatur
jadwal pekerjaan karyawan produksi.
3)
Mengawasi
semua kepala bagian yang berkaitan dengan produksi dalam menjalani tugas.
4)
Melaporkan
hasil kerja ke Manajer Pabrik untuk diteruskan ke Direktur.
5)
Melaporkan
ke Manajer setiap permasalahan maupun tindakan-tindakan yang akan diambil atau
diputuskan yang berkaitan langsung dengan produksi.
6)
Koordinasi
dengan QC Laboratorium dalam menjalankan proses produksi.
b.
Wewenang
Wewenang dari Bagian Produksi,
adalah:
1)
Mengkoordinasikan
semua kepala bagian yang berkaitan dengan produksi dan memberi tugas.
2)
Mengambil
sikap/kebijaksanaan demi keselamatan/keamanan lingkungan pabrik bila terjadi
hal-hal darurat.
3)
Memanggil
dan memberi sanksi terhadap karyawan Produksi yang Absen melebihi dan melanggar
peraturan perusahaan yang telah dibuat.
4)
Memberi
penilaian prestasi kepada karyawan Produksi dan karyawan yang berkaitan dengan
Produksi.
5)
Dapat
mengambil tindakan inisiatif demi kelancaran proses produksi.
5. Pengawas Gudang
a.
Tanggung
Jawab
Tanggung jawab dari Pengawas Gudang, adalah:
1)
Merealisasikan
pengiriman hasil produksi sesuai dengan DO yang diterima.
2)
Kerja
sama dengan Staf Timbangan untuk memantau pengeluaran hasil produksi agar bisa
sesuai dengan DO yang diterima.
3)
Koordinasi dengan Pengawas Produksi untuk
mengatur penempatan hasil-hasil produksi yang rapi dan aman agar mudah
pengendalian stok maupun pengeluaran barang.
4)
Mengatur
tempat pemuatan truk-truk angkutan dan mengawasi saat pemuatan truk.
5)
Menjamin
hasil produksi yang dikirim sesuai dengan kwantitas yang tercantum dalam DO.
6)
Mengendalikan
stok semua jenis produk yang ada agar tetap sesuai dengan stok fisik yang ada
di lapangan.
7)
Apabila
gudang penyimpanan stok penuh, melaporkan kepada Wakil Manajer untuk
mendapatkan Arahan kelanjutan penyimpanan stok berikutnya.
b.
Wewenang
Wewenang dari Pengawas Gudang,
adalah:
1)
Menolak
pemuatan barang yang tidak sesuai prosedur kerja.
2)
Melapor
ke Wakil Manajer bila terjadi hal-hal yang tidak bisa diatasi berkaitan dalam
pelaksanaan tugas.
6.
Pengawas
Produksi
a.
Tanggung
Jawab
Tanggung jawab dari Pengawas
Produksi, adalah:
1)
Memantau
kegiatan produksi yang sedang berlangsung.
2)
Memenuhi
kebutuhan bahan baku/bahan penolong, alat-alat dan aliran listrik untuk
kegiatan produksi.
3)
Melapor
ke Kepala Mekanik/Wakil Kepala Mekanik bila terjadi gangguan teknik mesin, alat
berat maupun alat listrik.
4)
Menjaga
keamanan dan keselamatan kerja baik pekerja, mesin maupun alat kerja.
5)
Koordinasi
dengan Pengawas Gudang untuk penempatan hasil produksi.
6)
Membuat
laporan Hasil Produksi Harian ke Kepala Produksi.
7)
Mengarahkan
karyawan giling untuk bekerja sesuai dengan peraturan yang berlaku.
8)
Mengarahkan
karyawan giling yang absen untuk diberkan peringatan, dan apabila sudah
berkali-kali dinasehati, maka meneruskan laporan ke Kabag Produksi dan dilanjutkan
ke Manajer untuk mendapatkan keputusan (sanksi).
9)
Membuat
laporan absensi setiap minggu dan diteruskan ke Kabag Produksi.
10)
Mengecek
seluruh tiimbangan produksi setiap kali diawal produksi sesuai dengan prosedur
penimbangan yang berlaku.
b.
Wewenang
Wewenang dari Pengawas Produksi,
adalah:
1)
Menghentikan
pengoperasian mesin bila dinilai adanya ketidaksesuaian pada mesin.
2)
Memutuskan
kecukupan/ketersediaan bahan baku dan alat penolong.
3)
Menerima
keluhan atau memberi masukan kepada Kepala Produksi untuk mengevaluasi kegiatan
Produksi dan diteruskan ke Wakil Manajer.
7. Staf Bagian Logistik
a.
Tanggung
Jawab
Tanggung jawab dari Staf Bagian Logistik, adalah:
1)
Menyuplai
semua kebutuhan bahan dan material untuk mesin-mesin/alat-alat untuk kegiatan
produksi.
2)
Mengontrol
pengeluaran/pemakaian material di lingkungan pabrik/produksi sesuai kebutuhan.
3)
Memesan barang-barang yang dibutuhkan sesuai
keperluannya dan disetujui Wakil Manajer.
4)
Mengajukan
permintaan barang untuk bahan-bahan pemakaian rutin yang sudah mencapai stok
tertentu.
5)
Membuat
Laporan Bulanan ke Manajer untuk diteruskan ke Direktur.
6)
Menerima dan menyimpan setiap penerimaan
bahan/material di gudang, untuk kebutuhan yang mendesak segera diinformasikan
kepada bagian yang terkait.
7)
Meminta
kepada mekanik seluruh barang bekas bongkaran mesin atau material yang rusak
untuk mendapatkan penggantian yang baru sebagai bukti kerusakan material
tersebut.
b.
Wewenang
Wewenang dari Staf Bagian
Logistik, adalah:
1)
Menolak
permintaan barang yang tidak sesuai dengan prosedur.
2)
Konsultasi
langsung kepada yang berkepentingan untuk material tertentu sebagai aternatif
pengganti atau lain sebagainya.
3)
Melapor
ke Wakil Manajer bila terjadi kejanggalan dalam penggunaan material.
8. Operator Genset
a.
Tanggung
Jawab
Tanggung jawab dari Operator
Genset, adalah:
1)
Mengawasi
kebutuhan BBM/oli mesin untuk persiapan pengoperasian (stand by).
2)
Memenuhi
kebutuhan listrik sesuai kebutuhan saat produksi maupu diluar jam produksi.
3)
Merawat
semua mesin genset dan komponen lainnya yang berkaitan dengan genset dalam
keadaan siap pakai.
4)
Menjaga
kebersihan dan keamanan di lingkungan kamar genset.
5)
Jika terjadi gangguan yang diluar kemampuan
untuk mengatasi, melapor segera ke Kepala Produksi.
6)
Mengganti
komponen mesin (fuel filter, oil filter, air filter dan lainnya) sesuai
dengan jadwal yang ditentukan (working hour).
7)
Membuat
Laporan Harian yang berkaitan dengan mesin yang dioperasikan.
8)
Menerima
BBM dari supplier dan menentukan tempat penyimpanan.
9)
Memenuhi
kebutuhan BBM untuk alat berat/mesin produksi.
b.
Wewenang
Wewenang dari Operator Genset,
adalah:
1)
Menolak
pemakaian BBM/oli yang tidak sesuai kebutuhan.
2)
Menolak
pengoperasian yang tidak layak.
3)
Menghentikan/memutuskan
semua aliran listrik jika terjadi gangguan pada jaringan pada listrik yang
mengancam keamanan maupun keselamatan.
9. Mekanik Alat Berat
a.
Tanggung
Jawab
Tanggung jawab dari Mekanik Alat
Berat, adalah:
1)
Memperbaiki
alat-alat berat yang rusak.
2)
Mengajukan
pesanan barang ke Bagian Logistik bila komponen mesin yang perlu diganti.
3)
Melaporkan
kepada Kabag produksi bila ada kerusakan yang tidak bisa diatasi supaya
ditangani oleh pihak luar.
4)
Menindak-lajuti
keluhan dari operator dalam pengoperasian alat berat, untuk menghindari
kerusakan yang lebih parah.
5)
Menjaga
kebersihan/keamanan lingkungan bengkel.
b.
Wewenang
Wewenang dari Mekanik Alat Berat,
adalah melarang pengoperasian alat berat yang tidak layak/diluar kapasitas.
10. Bengkel
a.
Tanggung
Jawab
Tanggung jawab dari Bengkel,
adalah:
1)
Memperbaiki
mesin-mesin dan alat-alat produksi sesuai dengan instruksi kerja.
2)
Membuat/mereperasi
komponen mesin-mesin yang masih aktif sebagai suku cadang di Bagian Logistik.
3)
Melaporkan
kepada Kepala Mekanik, bila terjadi hal-hal diluar kemampuan pelaksanaan
perbaikan atau kebutuhan material.
4)
Senantiasa
mengawasi kebutuhan bahan rutin (gas oxygen, gas elpiji dan lainnya), bila
diperlukan penambahan, segera melapor ke Kepala Mekanik untuk diteruskan ke
Bagian Logistik.
5)
Menjaga
dan memelihara peralatan kerja serta menyimpan kembali pada tempatnya setelah
pemakaian.
6)
Menjaga
kebrsihan/keamanan lingkungan bengkel.
b.
Wewenang
Wewenang dari Bengkel, adalah:
1)
Menolak
tugas yang tidak sesuai dengan prosedur/diluar tugas atau kemampuan.
2)
Melarang
Operator Panel untuk menjalankan mesin bila dalam perbaikan.
11. Operator Alat Berat
a.
Tanggung
Jawab
Tanggung jawab dari Operator Alat
Berat, adalah:
1)
Melakukan
perawatan alat berat sesuai dengan jadwal yang ditentukan (ganti oli dan
lainnya).
2)
Melakukan
pemeriksaan rutin sebelum menjalankan tugas (cek oli, air radiator, kondisi ban
dan lainnya).
3)
Melakukan
tugas sebagaimana yang diinstruksikan atasan dan yang berkaitan dengan kagiatan
produksi.
4)
Melaporkan
ke Mekanik Alat Berat bila ada keluhan dalam pengoperasian, supaya
ditindaklanjuti untuk menghindari kerusakan yang lebih parah.
5)
Menjaga
kebersihan alat berat.
b.
Wewenang
Wewenang dari Operator Alat Berat,
adalah:
1)
Menolak
melaksanakan tugas tanpa persetujuan dari atasan.
2)
Menolak
menjalankan tugas diluar kapasitas alat berat.
3)
Mengajukan
pemesanan alat-alat berat yang dibutuhkan melalui Staf Bagian Logistik.
12. Operator Instrumen Kontrol
a.
Tanggung
Jawab
Tanggung jawab dari Operator
Instrumen Kontrol, adalah:
1)
Melakukan
tugas/prosedur pengoperasian mesin yang benar sesuai petunjuk.
2)
Melaksanakan
perawatan sesuai jadwal yang ditentukan.
3)
Melaporkan
ke Staf Pengawas Produksi bila terjadi gangguan yang ada berkaitan dalam
pelaksanaan tugas.
4)
Melakukan
pemeriksaan seluruh mesin sebelum operasi.
5)
Melakukan
pemeriksaan komponen mesin yang harus diganti (ring, rol, kipas klasifikator,
oli, minyak gemuk, kain hawa dan lainnya).
b.
Wewenang
Wewenang dari Operator Instrumen
Kontrol, adalah:
1)
Menolak
pengoperasian mesin-mesin/alat-alat listrik yang tidak layak dioperasikan.
2)
Menghentikan
mesin bila terjadi hal-hal yang membahayakan.
3)
Melapor
ke Kepala Operator Listrik bila ada keluhan/gangguan pada komponen listrik yang
perlu penanganan khusus.
13. Kepala Operator Instrumen Listrik
a.
Tanggung
Jawab
Tanggung jawab dari Kepala
Operator Instrumen Listrik, adalah:
1)
Merawat
semua panel listrik yang ada di lingkungan pabrik.
2)
Memperbaiki
komponen listrik yang rusak, mengganti atau mereperasi.
3)
Melaporkan
ke Kepala Produksi bila terjadi gangguan listrik yang mengganggu kegiatan
produksi untuk mengambil sikap menindak-lanjutinya.
4)
Mereperasi
peralatan listrik/komponen listrik yang masih layak dipakai sebagai suku
cadang.
5)
Melaporkan
ke Wakil Manajer apabila ada alat kerja yang tidak dapat diperbaiki sendiri.
6)
Mengembalikan
seluruh barang bekas (komponen listrik) yang telah diganti ke Bagian Logistik
untuk menjadi barang bukti penggantian.
b.
Wewenang
Wewenang dari Kepala Operator
Instrumen Listrik, adalah:
1)
Memutuskan
layak atau tidak layaknya pengoperasian suatu mesin.
2)
Melapor
ke Kepala Produksi bila terjadi gangguan listrik yang tidak bisa diatasi diluar
kemampuan.
3)
Mengajukan
pemesanan alat-alat/komponen-komponen listrik yang rusak atau yang dibutuhkan
melalui Staf Bagian Logistik.
B. Hasil
Pengolahan Data
Penelitian
ini menggunakan dua metode untuk menganalisa data primer yang telah diperoleh,
yakni metode analisis deskriptif, Uji Kualitas Data, Uji Normalitas dan Uji
Hipotesis. Metode regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh
atau hubungan antara variabel bebas (budaya organisasi dan
dan
motivasi kerja) terhadap variabel terikat (Kepuasan Kerja Karyawan). Dalam
menganalisis data peneliti menggunakan bantuan program SPSS (Statistical
Product and Service Solution) versi 23.00.
1. Analisis Deskriptif
Metode analisis deskriptif merupakan
kegiatan menyimpulkan data mentah dalam jumlah yang besar sehingga hasilnya
dapat ditafsirkan. Mengelompokkan, atau memisahkan komponen atau bagian yang
relevan dari keseluruhan data, juga merupakan salah satu bentuk analisis untuk
menjadikan data mudah dikelola.
a) Deskriptif Responden
Responden dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai tetap
pada PT. Galatta Lestarindo Medan yang berjumlah 30 orang. Karakteristik responden yang ditentukan
adalah Jenis kelamin, Usia dan Pendidikan yang diuraikan sebagai berikut :
Tabel IV.1 Karateristik
Identitas Responden Berdasarkan Jenis
Kelamin
Jenis
Kelamin
|
Jumlah
|
Presentase
(%)
|
Laki-laki
|
14
|
46,7
|
Perempuan
|
16
|
53,3
|
Total
|
30
|
100
|
Sumber :
Hasil pengolahan SPSS 23 for Windows (2018)
Berdasarkan tabel IV.1 diatas dapat
dilihat bahwa dari seluruh responden yang berjumlah 30 orang diantaranya 14
orang (46,7%) adalah laki-laki dan sisanya 16 orang (53,3%) adalah perempuan.
Dari tabel ini dapat disimpulkan bahwa jumlah pegawai yang ada di PT. Galatta
Lestarindo Medan lebih didominasi oleh karyawan yang berjenis kelamin perempuan.
Tabel IV.2 Karateristik
Identitas Responden Berdasarkan Usia
Usia
|
Jumlah
|
Presentase
(%)
|
≤ 30 Tahun
|
15
|
50,0
|
31 - 40 Tahun
|
8
|
26,7
|
41 - 49 Tahun
|
4
|
13,3
|
≥ 50 Tahun
|
3
|
10,0
|
Total
|
30
|
100
|
Sumber :
Hasil pengolahan SPSS 23 for Windows (2018)
Dari tabel IV.2 diatas dapat dilihat bahwa karyawan PT. Galatta Lestarindo Medan lebih didominasi oleh
karyawan yang berusia ≤ 30 tahun sebanyak 15 orang (50,0%), usia 31-40
tahun sebanyak 8 orang (26,7%), usia 41 – 49 Tahun sebanyak 4 orang (13,3%,
usia ≥
50 tahun sebanyak 3 orang (10,0%). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa secara secara umum karyawan
PT. Galatta
Lestarindo Medan
lebih dominan yang berumur ≤30 tahun yaitu merupakan
orang-orang yang masih produktif dan mempunyai semangat kerja yang tinggi juga
mempunyai banyak kemampuan dalam menyelesaikan tugas dalam bidang
masing-masing.
Tabel IV.3 Karateristik
Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan
|
Jumlah
Responden
|
Presentase
(%)
|
SMA/SMK/Sederajat
|
12
|
40,0
|
Diploma
|
10
|
33,3
|
Sarjana
|
8
|
26,7
|
Total
|
30
|
100
|
Sumber :
Hasil pengolahan SPSS 23 for Windows (2018)
Dari
tabel IV.3 diatas dapat dilihat bahwa karyawan pada PT. Galatta Lestarindo
Medan lebih banyak berasal dari tamatan SMA/SMK/Sederajat sebanyak 12 orang (40,0%),
kemudian tamatan Diploma 10 orang (33,3%) dan tamatan Sarjana 8 orang (26,7%). Hal ini dikarenakan
perusahaan menyesuaikan dengan tingkat kebutuhan perusahaan,
dan perusahaan yang lebih banyak membuka lowongan pekerjaan untuk tingkatan SMA/SMK/Sederajat karena perusahaan
mempertimbangkan
hal-hal seperti pembayaran gaji dan
jumlah jabatan yang kosong
didalam perusahaan.
Tabel
IV.4 Karateristik Responden
Berdasarkan Lama Bekerja
Lama bekerja
|
Jumlah
Responden
|
Persentase (%)
|
≤10 Tahun
|
18
|
60,0
|
11-20
Tahun
|
6
|
20,0
|
21-30
Tahun
|
4
|
13,3
|
≥31 Tahun
|
2
|
6,7
|
Total
|
30
|
100
|
Sumber :
Hasil pengolahan SPSS 23 for Windows (2018)
Pada Tabel
IV.4
dapat dilihat
karateristik responden
berdasarkan lama
bekerja nya adalah 18 orang responden (60,0%) telah bekerja selama ≤10 Tahun, 6 orang responden (20,0%) telah bekerja 11-20 tahun. 4 orang responden
(13,3%) yang bekerja 21-30 tahun dan 2 orang responden
(6,7%) telah bekerja
≥ 31 tahun. dari tabel tersebut dapat
dilihat bahwa sebagian besar karyawan PT. Galatta Lestarindo Medan telah bekerja selama ≤10 tahun dengan jumlah karyawan
18 orang, hal ini terjadi karena PT. Galatta Lestarindo Medan
lebih untuk memiliki karyawan
yang berpengalaman bekerja lebih baru ketimbang harus memiliki karyawan
yang lama yang memiliki kualitas kerja sedikit dan perusahaan memperhatikan kebutuhan setiap karyawannya.
b) Deskriptif Variabel
Setelah mengenal karateristik dari responden penelitian, berikut ini akan ditampilkan
hasil olahan data primer yang merupakan deskriptif
penelitian berdasarkan
pendapat responden. Secara deskriptif persentase hasil penelitian
setiap dimensi faktor yang mempengaruhi Kepuasan Kerja Karyawan PT. Galatta Lestarindo Medan
adalah sebagai berikut :
1)
Distribusi Jawaban Responden Pada Variabel Budaya Organisasi
(X1)
Tabel IV.5
Distribusi Jawaban Responden
pada Variabel Budaya Organisasi (X1)
Q
|
Sangat Setuju
|
Setuju
|
Kurang
Setuju
|
Tidak
Setuju
|
Sangat
Tidak Setuju
|
Total
|
|||||
F
|
%
|
F
|
%
|
F
|
%
|
F
|
%
|
F
|
%
|
||
1
|
3
|
10,0
|
21
|
70,0
|
5
|
16,7
|
1
|
3,3
|
0
|
0,0
|
30
|
2
|
2
|
6,7
|
24
|
80,0
|
4
|
13,3
|
0
|
0,0
|
0
|
0,0
|
30
|
3
|
3
|
10,0
|
21
|
70,0
|
5
|
16,7
|
1
|
3,3
|
0
|
0,0
|
30
|
4
|
2
|
6,7
|
24
|
80,0
|
4
|
13,3
|
0
|
0,0
|
0
|
0,0
|
30
|
5
|
3
|
10,0
|
21
|
70,0
|
5
|
16,7
|
1
|
3,3
|
0
|
0,0
|
30
|
Sumber :
Hasil pengolahan SPSS 23 for Windows (2018)
Berdasarkan Tabel IV.5 dapat dilihat bahwa :
1.
Untuk pernyataan ke-1 (Setiap karyawan berpartisipasi dalam
menerapkan budaya perusahaan yang mencerminkan citra perusahaan) yaitu 3
responden (10,0%) menjawab sangat setuju, 21 responden (70,0%) menjawab setuju,
5 responden (16,7%) menjawab kurang setuju, 1 orang responden (3,3%) menjawab
tidak setuju dan tidak ada yang memilih jawaban sangat tidak setuju. Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan setuju yang berarti karyawan
selalu berpartisipasi dalam menerapkan budaya perusahaan yang mencerminkan
citra perusahaan.
2.
Untuk pernyataan ke-2 (Perusahaan selalu melakukan sosialisasi
terbuka kepada karyawan mengenai peraturan-peraturan perusahaan) yaitu 2 responden
(6,7%) menjawab sangat setuju, 24 responden (80,0%) menjawab setuju, 4
responden (13,3%) menjawab kurang setuju dan tidak ada yang memilih jawaban tidak
setuju dan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar
responden menyatakan setuju yang berarti perusahaan selalu mengadakan
sosialisasi terbuka kepada karyawan mengenai peraturan-peraturan yang ada dalam
perusahaan.
3.
Untuk pernyataan ke-3 (Setiap karyawan sudah menyadari dan
memahami visi dan misi perusahaan sejak mulai menjadi karyawan) yaitu 3
responden (10,0%) menjawab sangat setuju, 21 responden (70,0%) menjawab setuju,
5 responden (16,7%) menjawab kurang setuju, 1 responden (3,3%) menjawab tidak
setuju dan tidak ada yang memilih jawaban sangat tidak setuju. Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan setuju yang berarti
setiap karyawan sudah menyadari dan memahami apa-apa saja yang menjadi visi dan
misi perusahaan yang disosialisasikan pada sejak mulai menjadi karyawan.
4.
Untuk pernyataan ke-4 (Pimpinan memberikan kepercayaan penuh
kepada karyawan untuk dapat menyelesaikan tugasnya) yaitu 2 responden (6,7%)
menjawab sangat setuju, 24 responden (80,0%) menjawab setuju, 4 responden (13,3%)
menjawab kurang setuju dan tidak ada yang memilih jawaban tidak setuju dan sangat
tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan
setuju yang berarti pimpinan telah memberikan kepercayaan penuh kepada setiap
karyawan untuk dapat menyelesaikan tugasnya.
5.
Untuk pernyataan ke-5 (Pimpinan selalu membantu karyawan saat
mengalami kesulitan dalam menyelesaikan pekerjaan) yaitu 3 responden (10,0%)
menjawab sangat setuju, 21 responden (70,0%) menjawab setuju, 5 responden (16,7%)
menjawab kurang setuju, 1 responden (3,3%) menjawab tidak setuju dan tidak ada
yang memilih jawaban sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian
besar responden menyatakan setuju yang berarti pimpinan selalu membantu
karyawan saat mengalami kesulitan dalam menyelesaikan pekerjaan.
2)
Distribusi Jawaban Responden Pada Variabel Motivasi Kerja (X2)
Tabel IV.6
Distribusi Jawaban Responden
pada Variabel Motivasi Kerja (X2)
Q
|
Sangat Setuju
|
Setuju
|
Kurang
Setuju
|
Tidak
Setuju
|
Sangat
Tidak Setuju
|
Total
|
|||||
F
|
%
|
F
|
%
|
F
|
%
|
F
|
%
|
F
|
%
|
||
1
|
15
|
50,0
|
12
|
40,0
|
3
|
10,0
|
0
|
0,0
|
0
|
0,0
|
30
|
2
|
3
|
10,0
|
13
|
43,3
|
14
|
46,7
|
0
|
0,0
|
0
|
0,0
|
30
|
3
|
2
|
6,7
|
9
|
30,0
|
19
|
63,3
|
0
|
0,0
|
0
|
0,0
|
30
|
4
|
4
|
13,3
|
16
|
53,3
|
10
|
33,3
|
0
|
0,0
|
0
|
0,0
|
30
|
5
|
15
|
50,0
|
12
|
40,0
|
3
|
10,0
|
0
|
0,0
|
0
|
0,0
|
30
|
Sumber :
Hasil pengolahan SPSS 23 for Windows (2018)
Berdasarkan Tabel IV.6 dapat dilihat bahwa :
1.
Untuk pernyataan ke-1 (Setiap Karyawan termotivasi bekerja
dengan gaji dan isentif yang diberikan oleh perusahaan) yaitu 15 responden (50,0%)
menjawab sangat setuju, 12 responden (40,0%) menjawab setuju, 3 responden (10,0%)
menjawab kurang setuju dan tidak ada yang memilih jawaban tidak setuju dan
sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden
menyatakan sangat setuju yang berarti karyawan termotivasi bekerja dengan gaji
dan isentif yang diberikan oleh pihak perusahaan.
2.
Untuk pernyataan ke-2 (Perlakuan adil pimpinan membuat
karyawan bekerja lebih baik) yaitu 3 responden (10,0%) menjawab sangat setuju, 13
responden (43,3%) menjawab setuju, 14 responden (46,7%) menjawab kurang setuju
dan tidak ada yang memilih jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hal
ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan kuran setuju yang
berarti perlakuan adil pimpinan kepada karyawan belum membuat karyawan bekerja
lebih baik didalam perusahaan.
3.
Untuk pernyataan ke-3 (Setiap karyawan selalu berpartisipasi
dalam kegiatan perusahaan) yaitu 2 responden (6,7%) menjawab sangat setuju, 9
responden (30,0%) menjawab setuju, 19 responden (63,3%) menjawab kurang setuju
dan tidak ada responden menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan
bahwa sebagian besar responden menyatakan kurang setuju yang berarti sebagian
karyawan belum bisa berpartisipasi dalam kegiatan perusahaan).
4.
Untuk pernyataan ke-4 (Setiap karyawan bekerja dengan potensi
dan kemampuan yang maksimal) yaitu 4 responden (13,3%) menjawab sangat setuju,
16 responden (53,3%) menjawab setuju, 10 responden (33,3%) menjawab kurang
setuju dan tidak ada yang memilih jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju.
Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan setuju yang
berarti karyawan sudah bekerja dengan potensi dan kemampuan yang maksimal pada
tugas dan tanggungjawab masing-masing karyawan.
5.
Untuk pernyataan ke-5 (Penghargaan yang diberikan membuat
motivasi kerja karyawan meningkat) yaitu 15 responden (50,0%) menjawab sangat
setuju, 12 responden (40,0%) menjawab setuju, 3 responden (10,0%) menjawab
kurang setuju dan tidak ada yang memilih jawaban tidak setuju dan sangat tidak
setuju. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan sangat
setuju yang berarti penghargaan yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan
yang berprestasi membuat motivasi karyawan meningkat dalam bekerja
3)
Distribusi Jawaban Responden Pada Variabel Kepuasan Kerja Karyawan
(Y)
Tabel IV.7
Distribusi Jawaban Responden
pada Variabel Kinerja Kerja Karyawan (Y)
Q
|
Sangat Setuju
|
Setuju
|
Kurang
Setuju
|
Tidak
Setuju
|
Sangat
Tidak Setuju
|
Total
|
|||||
F
|
%
|
F
|
%
|
F
|
%
|
F
|
%
|
F
|
%
|
||
1
|
3
|
10,0
|
23
|
76,7
|
4
|
13,3
|
0
|
0,0
|
0
|
0,0
|
30
|
2
|
4
|
13,3
|
21
|
70,0
|
4
|
13,3
|
1
|
3,2
|
0
|
0,0
|
30
|
3
|
15
|
50,0
|
12
|
40,0
|
3
|
10,0
|
0
|
0,0
|
0
|
0,0
|
30
|
4
|
3
|
10,0
|
17
|
56,7
|
10
|
33,3
|
0
|
0,0
|
0
|
0,0
|
30
|
5
|
2
|
6,7
|
10
|
33,3
|
18
|
60,0
|
0
|
0,0
|
0
|
0,0
|
30
|
6
|
18
|
60,0
|
11
|
36,7
|
1
|
3,3
|
0
|
0,0
|
0
|
0,0
|
30
|
Sumber :
Hasil pengolahan SPSS 23 for Windows (2018)
Berdasarkan Tabel IV.7 dapat dilihat bahwa :
1.
Untuk pernyataan ke-1 (Pendapatan yang anda terima pada saat
ini memadai) yaitu 3 responden (10,0%) menjawab sangat setuju, 23 responden (76,7%)
menjawab setuju, 4 responden (13,3%) menjawab kurang setuju dan tidak ada yang
memilih jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa
sebagian besar responden menyatakan setuju yang berarti pendapatan yang
diterima karyawan sudah memadai dari segi kualitas dan kuantitas kerja.
2.
Untuk pernyataan ke-2 (Anda memiliki semangat kerja yang
tinggi) yaitu 4 responden (13,3%) menjawab sangat setuju, 21 responden (70,0%) menjawab setuju, 4
responden (13,3%), 1 responden (3,3%) dan tidak ada responden menjawab sangat
tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan setuju
yang berarti sebagian besar karyawan telah memiliki semangat kerja yang tinggi
didalam perusahaan.
3.
Untuk pernyataan ke-3 (Atasan anda selalu melibatkan bila ada
berbagai masalah penting dalam bekerja) yaitu 15 responden (50,0%) menjawab
sangat setuju, 12 responden (40,0%) menjawab setuju, 3 responden (10,0%)
menjawab kurang setuju, dan tidak ada yang memilih jawaban tidaks setuju dan sangat
tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan
sangat setuju yang berarti Pimpinan/atasan selalu melibatkan bila ada masalah
penting dalam bekerja untuk memberikan saran dan memecahkan masalah
diperusahaan.
4.
Untuk pernyataan ke-4 (Perusahaan memberikan kesempatan yang
luas bagi karyawan yang ingin maju dalam karir) yaitu 3 responden (10,0%)
menjawab sangat setuju, 17 responden (56,7%) menjawab setuju, 10 responden (33,3%) menjawab tidak setuju
dan tidak ada yang memilih jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hal
ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan setuju yang berarti
perusahaan memberikan kesempatan yang luas bagi karyawan yang ingin maju dalam
karir yang lebih tinggi.
5.
Untuk pernyataan ke-5 (Kerja sama dan komunikasi selalu
terjalin diantara sesama karyawan) yaitu 2 responden (6,7%) menjawab sangat
setuju, 10 responden (33,3%) menjawab setuju, 18 responden (60,0%) menjawab kurang
setuju dan tidak ada yang memilih jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju.
Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan kurang setuju
yang berarti kurangnya kerja sama dan komunikasi antar karyawan kurang terjalin
baik.
6.
Untuk pernyataan ke-6 (Kondisi alat-alat kerja/fasilitas yang
ada diperusahaan ini selalu terawat dengan baik) yaitu 18 responden (60,0%)
menjawab sangat setuju, 11 responden (36,7%) menjawab setuju, 1 responden (3,3%)
menjawab kurang setuju dan tidak ada yang memilih jawaban tidak setuju dan
sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan
sangat setuju yang berarti kondisi alat-alat kerja/fasilitas yang digunakan
setiap karyawan sangat terawat dengan baik.
2. Uji Kualitas Data
Ketepatan pengujian suatu hipotesis tentang hubungan
variabel penelitian sangat tergantung pada kualitas data yang dipakai dalam
pengujian tersebut. Pengujian hipotesis penelitian tidak akan mengenai
sasarannya bila mana yang dipakai tidak reliabel dan tidak mengambarkan secara
tepat konsep yang diukur. Oleh karena itu sebelum
penelitian dilakukan alat-alat yang digunakan untuk menguji supaya data-data
yang diperoleh valid dan reliabel. Valid artinya data-data yang diperoleh
dengan penggunaan alat (instrument) dapat mendapat tujuan penelitian, sedangkan
reliabel artinya konsisten atau stabil.
a.
Uji Validitas
Instrumen yang
baik adalah harus valid dan reliabeli. Instrumen yang valid berarti instrumen
tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Pada
pengujian validitas dan reliabilitas penulis membagikan kuesioner kepada 30
responden, dimana kuesionernya berisikan 16 butir pernyataan maka nilai rtabel
dapat diperoleh
melalui df (Degree of freedom) = jumlah kasus = 3, jumlah kasus variabel adalah 3. Jadi
df = 30 – 3 = 27, maka r-tabel = 0,367. Penulis melakukan pengujian validitas dengan bantuan SPSS 23.00 for windows dengan kriteria
sebagai berikut:
Jika r hitung >
r tabel, maka pertanyaan dinyatakan valid
Jika r hitung <
r tabel, maka pertanyaan dinyatakan tidak valid
Tabel IV.8: Uji Validitas Variabel Budaya Organisasi (X1)
No
|
Butir
Pernyataan
|
Nilai rtabel
|
Corrected
Item-Total Correlation
|
Keterangan
|
1
|
Butir 1
|
0,367
|
0,946
|
Valid
|
2
|
Butir 2
|
0,367
|
0,795
|
Valid
|
3
|
Butir 3
|
0,367
|
0,946
|
Valid
|
4
|
Butir 4
|
0,367
|
0,795
|
Valid
|
5
|
Butir 5
|
0,367
|
0,946
|
Valid
|
Sumber : Hasil pengolahan SPSS 23 for
Windows (2018)
Berdasarkan data tabel IV.8 bahwa koefisien
korelasi dari 5 butir pernyataan yang ada dinyatakan valid dengan skor total
>0,367. Butir yang mempunyai validitas tertinggi adalah butir 1,3 dan 5 dengan koefisien sebesar 0,946 dan butir yang
mempunyai validitas paling rendah butir 2 dan 4 dengan koefisien korelasi
0,795.
Tabel IV.9: Uji Validitas Variabel Motivasi Kerja (X2)
No
|
Butir
Pernyataan
|
Nilai rtabel
|
Corrected
Item-Total Correlation
|
Keterangan
|
1
|
Butir 1
|
0,367
|
0,825
|
Valid
|
2
|
Butir 2
|
0,367
|
0,444
|
Valid
|
3
|
Butir 3
|
0,367
|
0,693
|
Valid
|
4
|
Butir 4
|
0,367
|
0,549
|
Valid
|
5
|
Butir 5
|
0,367
|
0,825
|
Valid
|
Sumber : Hasil pengolahan SPSS 23 for
Windows (2018)
Berdasarkan data Tabel IV.9 bahwa setelah
dilakukan uji validitas yang kedua kalinya dengan jumlah butir pernyataan
sebanya 5 butir dapat dilihat bahwa semua butir pernyataan valid dengan skor
total >0,367. Butir yang mempunyai validitas tertinggi adalah butir 1 dan 5
dengan koefisien sebesar 0,825 dan butir yang mempunyai validitas paling rendah
butir 2 dengan koefisien korelasi 0,444.
Tabel IV.10: Uji Validitas Variabel Kepuasan Kerja Karyawan (Y)
No
|
Butir
Pernyataan
|
Nilai rtabel
|
Corrected
Item-Total Correlation
|
Keterangan
|
1
|
Butir 1
|
0,367
|
0,438
|
Valid
|
2
|
Butir 2
|
0,367
|
0,485
|
Valid
|
3
|
Butir 3
|
0,367
|
0,673
|
Valid
|
4
|
Butir 4
|
0,367
|
0,494
|
Valid
|
5
|
Butir 5
|
0,367
|
0,606
|
Valid
|
6
|
Butir 6
|
0,367
|
0,496
|
Valid
|
Sumber : Hasil pengolahan SPSS 23 for
Windows (2018)
Berdasarkan data Tabel IV.10 bahwa
setelah dilakukan uji validitas yang ketiga kalinya dengan jumlah butir
pernyataan sebanya 6 butir dapat dilihat bahwa semua butir pernyataan valid
dengan skor total >0,367. Butir yang mempunyai validitas tertinggi adalah
butir 3 dengan koefisien sebesar 0,673
dan butir yang mempunyai validitas paling rendah butir 1 dengan koefisien korelasi
0,438.
b.
Uji Reliabilitas
Uji Reabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana hasil
pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih
terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukuran yang sama pula. Hasil
Uji Reabilitas dapat dilihat dari hasil Cronbach’s
Alpha. Apabila nilai reliabilitas instrumen (Cronbach’s Alpha) > 0,7 atau sama dengan 0,70 maka dinyatakan
reliabel.
Cara mengambil keputusan :
Jika ralpha positif dan lebih besar dari rtabel
maka reliabel
Jika ralpha negatif dan lebih kecil dari rtabel
maka tidak reliabel
Berikut hasil uji
reliabilitas dilakukan dengan menggunakan koefisien Reabilitas (Cronbach Alpha) sebagaimana yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas
ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:
Tabel IV.11
: Uji Reliabilitas Budaya Organisasi (X1)
Reliability Statistics
|
||
Cronbach's Alpha
|
N of Items
|
|
,955
|
5
|
Sumber : Hasil pengolahan SPSS
23 for Windows (2018)
Berdasarkan hasil output reliability statistic variabel Budaya Organisasi
(X1) dapat diketahui bahwa variabel tersebut reliabel dengan crombach alpha adalah 0,955> 0,70
yang berarti bahwa instrumen tersebut reliabel. Dengan demikian bahwa keseluruhan instrumen
pertanyaan pada Budaya Organisasi (X1) dalam penelitian ini sudah
konsisten dan memiliki reliabilitas yang tinggi.
Tabel IV.12
: Uji Reliabilitas Motivasi Kerja (X2)
Reliability Statistics
|
||
Cronbach's Alpha
|
N of Items
|
|
,850
|
5
|
Sumber : Hasil pengolahan SPSS
23 for Windows (2018)
Berdasarkan hasil output reliability statistic variabel Motivasi
Kerja (X2) dapat diketahui bahwa variabel tersebut reliabel dengan crombach alpha adalah 0,850> 0,70
yang berarti bahwa instrumen tersebut reliabel. Dengan demikian bahwa keseluruhan instrumen pertanyaan
pada Motivasi Kerja (X2) dalam penelitian ini sudah konsisten dan memiliki
reliabilitas yang tinggi.
Tabel IV.13
: Uji Reliabilitas Kepuasan Kerja Karyawan (X2)
Reliability Statistics
|
||
Cronbach's Alpha
|
N of Items
|
|
,783
|
6
|
Sumber : Hasil pengolahan SPSS
23 for Windows (2018)
Berdasarkan hasil output reliability statistic variabel Kepuasan Kerja Karyawan (Y) dapat
diketahui bahwa variabel tersebut reliabel dengan crombach alpha adalah 0,783> 0,70 yang berarti bahwa instrumen
tersebut reliabel. Dengan demikian bahwa keseluruhan instrumen pertanyaan pada Kepuasan Kerja
Karyawan (Y) dalam penelitian ini sudah konsisten dan memiliki reliabilitas
yang tinggi.
3. Uji Asumsi Klasik
a) Uji Normalitas
Uji Normalitas yaitu untuk mengetahui apakah data yang
diambil telah mengikuti syarat distribusi normal atau tidak. Uji normalitas
dilakukan dengan pendekatan Histogram, Grafik dan pendekatan
Kolmogorov-Smirnov.
1)
Pendekatan Histogram
Pada
grafik histogram, dikatakan variabel berdistribusi normal pada grafik histogram
yang berbentuk lonceng apabila distribusi data tersebut tidak menceng kekiri
atau menceng kekanan.
Gambar IV.2 Histogram Uji Normalitas
Sumber
: Hasil pengolahan SPSS 23 for Windows (2018)
Berdasarkan Gambar IV.2 diatas dapat diketahui bahwa variabel berdistribusi normal, hal ini ditunjukkan oleh distribusi data yang
berbentuk lonceng dan tidak
melenceng ke kiri atau ke
kanan.
2) Pendekatan
Grafik
Pada dasarnya normalitas sebuah data dapat dideteksi dengan
melihat persebaran data atau titik pada sumbu diagonal dari residualnya. Data
dikatakan terdistribusi normal, apabila data atau titik menyebar disekitar
garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, sebaliknya data dikatakan
tidak terdistribusi normal, apabila data
atau titik menyebar jauh dari arah garis atau tidak mengikuti sebaliknya.
Gambar IV.3 Plot Uji Normalitas
Sumber
: Hasil pengolahan SPSS 23 for Windows (2018)
Pada grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar
disekitar garis diagonal serta penyebarannya agak menjauh dari garis diagonal
sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi terdistribusi secara
normal. Namun untuk lebih memastikan data di sepanjang garis diagonal
berdistribusi normal atau tidak, maka dilakukan uji Kolmogorov-Smirnov.
3)
Pendekatan Kolmogorov-Smirnov
Tabel. IV.14 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
|
||
|
Unstandardized Residual
|
|
N
|
30c
|
|
Exponential parameter.a,b
|
Mean
|
,7748829
|
Most Extreme Differences
|
Absolute
|
,163
|
Positive
|
,107
|
|
Negative
|
-,163
|
|
Kolmogorov-Smirnov Z
|
,630
|
|
Asymp. Sig. (2-tailed)
|
,822
|
|
a. Test Distribution is
Exponential.
|
||
b. Calculated from data.
|
Sumber
: Hasil pengolahan SPSS 23 for Windows (2018)
Pada uji ini keputusan yang diambil adalah apabila sig
> 0,05 maka distribusi data bersifat normal dan apabila sig < 0,05 maka
distribusi data tidak normal. Hasil analisis pada metode One-Sample Kolmogrov
Smirnov diatas menunjukkan bahwa nilai Kolmogrov-Smirnov sebesar 0,812 dan
signifikan pada 0,05 (karena Asymp. Sig. (2-tailed) 0,822> dari 0,05. Dari
hasil yang diperoleh maka H0 diterima, dengan kata lain data
terdistribusi normal.
b)
Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah model
regresi yang tidak terjadi heterokedastisitas. Dasar pengambilan keputusannya adalah
sebagai berikut:
1. Jika ada pola
tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur
maka mengindikasikan telah terjadi heterokedasitas.
2. Jika tidak ada
pola yang jelas, serta titik menyebar dibawah
angka o dan y, maka tidak heterokedasitas.
Berikut
ini peneliti menampilkan grafik scatterplot untuk melihat hasil uji heterokedastisitas
dalam penelitian ini pada gambar IV.4:
Gambar
4.4
Scatterplot Heteroskedastisitas
Sumber
: Hasil pengolahan SPSS 23 for Windows (2018)
Pada gambar IV.4 pada grafik Scatterplot
diatas dapat terlihat bahwa titik (data) menyebar secara acak dan tidak
terlihat suatu pola tertentu, dan pada grafik scatterplot diatas juga
dapat terlihat bahwa titik tersebar diatas maupun dibawah sumbu y dan angka 0.
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas di
dalam penelitian ini, dan model regresi ini layak dipakai dalam penelitian.
c.
Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas bertujuan
untuk mendeteksi ada atau tidaknnya gejala
multikolinearitas pada data dapat dilakukan
dengan melihat nilai tolerance value
dan Varians Inflation factor (VIF). Dengan
kriteria sebagai berikut
:
1.
Apabila VIF > 5 maka diduga mempunyai
persoalan Multikolinearitas.
2.
Apabila VIF < dari 5 maka tidak terdapat Multikolinearitas.
3.
Apabila tolerance <0,1 maka
diduga mempunyai persoalan heteroskedastisitas.
4.
Apabila tolerance > 0,1 maka tidak terdapat multikolinearitas.
Tabel
IV.15 Uji Nilai Tolerance dan VIF
Coefficientsa
|
||||||||
Model
|
Unstandardized Coefficients
|
Standardized Coefficients
|
t
|
Sig.
|
Collinearity Statistics
|
|||
B
|
Std. Error
|
Beta
|
Tolerance
|
VIF
|
||||
1
|
(Constant)
|
3,095
|
1,860
|
|
1,664
|
,108
|
|
|
Budaya Organisasi
|
,302
|
,076
|
,311
|
3,968
|
,000
|
,951
|
1,052
|
|
Motivasi Kerja
|
,769
|
,075
|
,798
|
10,192
|
,000
|
,951
|
1,052
|
|
a. Dependent Variable:
Kepuasan Kerja
|
Sumber : Hasil pengolahan SPSS 23 for
Windows (2018)
Pada tabel IV.15
terlihat bahwa nilai tolerance semua
variabel bebas (Budaya Organisasi dan Motivasi Kerja) adalah lebih
besar dari nilai ketetapan 0,1 dan nilai VIF semua variabel bebas (Budaya
Organisasi dan Motivasi Kerja) adalah lebih kecil dari nilai ketetapan 5. Oleh karna itu, data dalam penelitian ini dikatakan tidak
mengalami masalah multikolinearitas.
4. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linear
berganda digunakan dengan maksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya)
variabel dependent bila dua atau lebih variabel independent dimanipulasi. Dengan
memperhitungkan variabel pengaruh Budaya Organisasi (X1), Motivasi
Kerja (X2) dapat diketahui berapa besar pengaruhnya terhadap
Kepuasan Kerja Karyawan (Y).
Adapun model regresi yang digunakan
adalah :
Y
= α + b1X1 + b2X2 +
e
Dimana
:
Y =
Kepuasan Kerja Karyawan
X1 = Budaya Organisasi
X2 = Motivasi Kerja
α
= Konstanta
b1, b2
= Koefisien regresi
variabel independent
e = Tingkat eror
Berdasarkan pengujian menggunakan SPSS versi 23
for windows, maka hasil
persamaan regresi linear berganda dapat dilihat pada
Tabel 4.16 berikut ini :
Tabel IV.
16 Hasil Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
|
||||||
Model
|
Unstandardized
Coefficients
|
Standardized
Coefficients
|
T
|
Sig.
|
||
B
|
Std.
Error
|
Beta
|
||||
1
|
(Constant)
|
3,095
|
1,860
|
|
1,664
|
,108
|
Budaya Organisasi
|
,302
|
,076
|
,311
|
3,968
|
,000
|
|
Motivasi Kerja
|
,769
|
,075
|
,798
|
10,192
|
,000
|
|
a. Dependent Variable: Kepuasan Kerja
|
Sumber : Hasil pengolahan SPSS 23 for
Windows (2018)
Berdasarkan tabel IV.16
diketahui pada kolom kedua (unstandardized Coefficients)
bagian B diperoleh nilai b1 pada variabel Budaya Organisasi (X1) sebesar 0.302 dan Nilai b2 pada variabel Motivasi Kerja (X2) sebesar 0.769
dan
nilai konstanta (a) adalah 3,095, maka diperoleh persamaan regresi linier
berganda sebagai berikut :
Y = 3,095 + 0,302 X1 + 0,769 X2
Interprestasinya
dari persamaan regresi linear berganda adalah sebagai berikut :
1.
Konstanta (a) =
3,095. Hasil dari nilai konstanta pada
regresi diatas adalah 3,095. Hal ini yang menunjukkan bahwa jika nilai variabel
independen Budaya Organisasi (X1) dan Motivasi Kerja (X2)
bernilai 0, maka variabel dependen kepuasan kerja karyawan (Y) Pada PT. Galatta Lestarindo Medan adalah sebesar 3,095.
2.
Koefisien b1 (X1)
= 0,302. Hasil koefisien regresi
Budaya Organisasi adalah sebesar 0,302. Ha ini berarti bahwa variabel Budaya Organisasi
(X1) berhubungan positif terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (Y), atau
dengan kata lain, jika Budaya Organisasi (X1) ditingkatkan sebesar
satu-satuan, maka kepuasan kerja Karyawan pada PT. Galatta Lestarindo Medan
adalah adalah sebesar 0,302.
3.
Koefisien b2 (X2)
= 0,769. Hasil koefisien regresi
Motivasi Kerja adalah sebesar 0,769. Ha ini berarti bahwa variabel Motivasi
Kerja (X2) berhubungan positif terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (Y),
atau dengan kata lain, jika Motivasi Kerja (X2) ditingkatkan sebesar
satu-satuan, maka kepuasan kerja Karyawan pada PT. Galatta Lestarindo Medan
adalah sebesar 0,769.
5. Uji Hipotesis
a)
Uji Signifikan Parsial (Uji-t)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh suatu
variabel independen secara parsial (individual) terhadap variasi variabel
dependen. Uji Statistik t digunakan untuk mengetahui tingkat signifikansi
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial.
Kriteria pengujiannya adalah:
-Jika thitung
< ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.
-Jika thitung
< ttabel,, maka Ho ditolak dan Ha diterima.
- Jika tingkat
signifikansi dibawah 0,05 , maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Tingkat kesalahan (α) =
5% dan derajat kebebasan (df) = (n-k)
- n = jumlah sampel, n
= 30
- k = jumlah variabel
yang digunakan, k = 3
-
Derajat kebebasan/ degree of freedom (df) = (n-k) = 30 - 3 = 27 , maka ttabel dapat dilihat
pada signifikansi 0,05/2=0,025 atau t 0,025 (27)
= 2,052.
Adapun
dasar pengambilan keputusan hipotesis adalah sebagai berikut :
a) Merumuskan Hipotesis
Ho:β1=0: Tidak ada pengaruh signifikan antara Budaya Organisasi
dan Motivasi Kerja terhadap Kepuasan Kerja Karyawan pada PT. Galatta Lestarindo Medan.
H1:β1#0: Ada Pengaruh signifikan antara Budaya Organisasi
dan Motivasi Kerja terhadap Kepuasan Kerja Karyawan pada PT. Galatta Lestarindo Medan.
Hasil perhitungan Uji-t dan koefisien korelasi parsial dapat dilihat
sebagai berikut:
Tabel IV.17
: Hasil Uji-t Coefficientsa
Coefficientsa
|
||||||
Model
|
Unstandardized
Coefficients
|
Standardized
Coefficients
|
T
|
Sig.
|
||
B
|
Std.
Error
|
Beta
|
||||
1
|
(Constant)
|
3,095
|
1,860
|
|
1,664
|
,108
|
Budaya Organisasi
|
,302
|
,076
|
,311
|
3,968
|
,000
|
|
Motivasi Kerja
|
,769
|
,075
|
,798
|
10,192
|
,000
|
|
a. Dependent Variable: Kepuasan Kerja
|
Sumber : Hasil pengolahan SPSS 23 for
Windows (2018)
Berdasarkan tabel 4.17 hasil
dari Uji t (Parsial) tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.
Variabel Budaya Organisasi (X1)
Hasil pengujian dengan SPSS 23 for Windows untuk variabel Budaya Organisasi (X1) diperoleh
nilai thitung (3,968)
> ttabel (2,052) dengan signifikan sebesar 0,000 <
0,05. Dengan demikian keputusan dari Hipotesis penelitian adalah Ho ditolak dan H1 diterima yang berarti ada pengaruh Budaya
Organsasi (X1) berpengaruh secara
positif dan
signifikan
terhadap
Kepuasan Kerja Karyawan PT. Galatta Lestarindo Medan.
2.
Variabel Motivasi Kerja (X2)
Hasil
pengujian dengan SPSS 23 for Windows untuk variabel Motivasi Kerja (X2)
diperoleh nilai thitung (10,192) > ttabel (2,052)
dengan signifikan sebesar 0,000 < 0,05. Dengan demikian keputusan dari
Hipotesis penelitian adalah Ho ditolak dan H1 diterima yang berarti
bahwa Motivasi Kerja (X2) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (Y) pada PT. Galatta
Lestarindo Medan.
b)
Uji Signifikan Simultan (Uji-F)
Uji Statistik F digunakan
untuk mengetahui tingkat signifikansi pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen secara simultan (Situmorang, 2010:147). Untuk menguji
ada tidaknya pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel dependen
secara bersama-sama digunakan angka probabilitas sebagai berikut:
a. Apabila
probabilitas signifikansi > 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak
b. Apabila
probabilitas signifikansi < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha
diterima
Untuk menentukan nilai F,
maka diperlukan adanya derajat bebas pembilang dan derajat bebas penyebut,
dengan rumus sebagai berikut:
df (Pembilang) = k-1
df (Penyebut) = n-k
keterangan :
n
= Jumlah sampel penelitian
k
= Jumlah variabel bebas dan terikat
Pada penelitian ini diketahui jumlah sampel (n)
30 dan jumlah keseluruhan variabel (k) adalah 3, sehingga diperoleh :
1.
df (pembilang) = 3-1 = 2
2.
df (penyebut) = 30-3 = 27
Nilai F hitung akan diperoleh dengan
menggunakan
bantuan SPSS 23 for
windows, kemudian akan dibandingkan dengan F tabel pada tingkat α = 5% (2:27) = 3.35 dengan kriteria
uji sebagai berikut :
H0 diterima jika Fhitung <
Ftabel pada
α = 5 %
H0 ditolak jika Fhitung >
Ftabel pada α = 5 %
Hasil uji F (secara simultan)
pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel IV.18 dibawah ini:
Tabel IV.18
Hasil Uji F (Simultan)
ANOVAa
|
||||||
Model
|
Sum
of Squares
|
Df
|
Mean
Square
|
F
|
Sig.
|
|
1
|
Regression
|
155,645
|
2
|
77,823
|
72,319
|
,000b
|
Residual
|
29,055
|
27
|
1,076
|
|
|
|
Total
|
184,700
|
29
|
|
|
|
|
a. Dependent Variable: Kepuasan Kerja
|
||||||
b. Predictors: (Constant), Motivasi Kerja,
Budaya Organisasi
|
Sumber : Hasil pengolahan SPSS 23 for
Windows (2018)
Berdasarkan Tabel
IV.18 dapat dilihat hasil Uji F secara simultan, dan
diperoleh nilai Fhitung = 72,319 dengan tingkat signifikansi 0,000. Dengan
demikian diperoleh Nilai Fhitung >Ftabel (72,319 > 3,35) dan tingkat signifikansi (0.000<0,05) dengan hipotesis H0 ditolak dan Ha diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel bebas yaitu Budaya Organisasi (X1) dan Motivasi Kerja (X2)
secara bersama-sama berpengaruh
positif dan signifikan terhadap
variabel Kepuasan Kerja Karyawan
(Y) pada PT. Galatta Lestarindo Medan.
c)
Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk mengukur
seberapa besar kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat. Jika
Koefisien Determinasi (R2) semakin besar (mendekati satu) menunjukkan semakin
baik kemampuan X menerangkan Y dimana 0 < R2 < 1. Sebaliknya, jika R2
semakin kecil (mendekati nol), maka akan dapat dikatakan bahwa pengaruh
variabel bebas (X) adalah kecil terhadap variabel terikat (Y). Hal ini berarti
model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang
diteliti terhadap variabel terikat.
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program
statistik, maka diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel
IV.19 : Hasil Pengujian Determinasi R2
Model
Summaryb
|
||||
Model
|
R
|
R
Square
|
Adjusted
R Square
|
Std.
Error of the Estimate
|
1
|
,918a
|
,843
|
,831
|
1,037
|
a. Predictors: (Constant), Motivasi Kerja,
Budaya Organisasi
|
||||
b. Dependent Variable: Kepuasan Kerja
|
Sumber : Hasil pengolahan SPSS 23 for
Windows (2018)
Dari
tabel IV.19 diatas dapat diketahui penjelasan sebagai berikut :
1.
R = 0,918. Artinya hubungan antara
variabel Budaya Organisasi (X1) dan Motivasi Kerja (X2)
terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (Y) sebesar 91,8%. Artinya hubungan antara
variabel independen dengan variabel dependen cukup erat.
2.
Nilai Adjusted R Square sebesar
0,831 berarti 83,1% variabel Kepuasan Kerja Karyawan (Y) dapat dijelaskan oleh
variabel Budaya Organisasi (X1) dan Motivasi Kerja (X2).
Sedangkan sisanya 16,9% dapat dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak
diteliti dalam penelitian ini.
3.
Standard Error of Estimated (Standar
Deviasi) artinya mengukur variasi dari nilai yang diprediksi. Dalam penelitian ini
standar deviasinya sebesar 1,037. Semakin kecil standar deviasi berarti model
semakin baik
C. Pembahasan
Penelitian ini membahas tentang pengaruh budaya organisasi dan motivasi
kerja terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT. Galatta Lestarindo Medan.
Penelitian ini dilakukan menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dan teknik
analisis statistiknya menggunakan teknik analisis regresi berganda. Pada metode
analisis deskriptif diperoleh informasi responden melalui kuesioner yang
berisikan tentang karakteristik responden yaitu jenis kelamin, usia, tingkat
pendidikan dan jawaban responden atas pernyataan dalam kuesioner. Responden
penelitian ini adalah karyawan pada PT. Galatta Lestarindo Medan.yang berjumlah
30 orang.
Sedangkan pada metode analisis regresi dengan pengujian hipotesis yaitu
melakukan Uji signifikan parsial (Uji-t), Uji signifikan simultan (Uji-F), dan
koefisien determinasi (Adjusted R2).
Hipotesis dalam penelitian
ini adalah: “Budaya Organisasi dan Motivasi
Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepuasan Kerja Karyawan pada PT.
Galatta Lestarindo Medan”. Hipotesis penelitian akan dibahas
dengan jelas dari hasil penelitian yang dilakukan pada PT. Galatta Lestarindo
Medan sebagai berikut:
1.
Pengaruh Budaya Organisasi (X1) Terhadap Kepuasan Kerja
Karyawan
Berdasarkan dari hasil uji parsial
(uji-t), menunjukkan bahwa budaya organisasi memiliki pengaruh positif dan signifikan
terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT. Galatta Lestarindo Medan. Hal ini
dibuktikan dari hasil pengujian dengan SPSS 23 for windows untuk variabel budaya organisasi (X1) yaitu diperoleh nilai thitung (3,968) > ttabel (2,052) dengan signifikan sebesar 0,000 <
0,05. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh Rizna
Atika Naima Harahap (2010) dengan judul “pengaruh budaya kerja dan lingkungan
kerja terhadap kepuasan kerja pada PT. Adira Dinamika Multi Finance,Tbk Cabang
Medan 2 Divisi Mobil” yang menunjukkan bahwa secara parsial bahwa ada pengaruh
budaya organisasi berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan yang positif dan
signifikan pada PT. Adira Dinamika Multi Finance,Tbk Cabang
Medan 2 Divisi Mobil”.
Berdasarkan
penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa menggunakan kinerja pegawai dipengaruhi
oleh budaya organisasi, maka hipotesis yang diajukan sebagai berikut:
H1:
Budaya Organisasi Berpengaruh Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan
2.
Pengaruh Motivasi Kerja (X2) Terhadap Kepuasan Kerja
Karyawan (Y)
Berdasarkan dari hasil uji
parsial (Uji-t), menunjukkan bahwa motivasi kerja memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT. Galatta Lestarindo Medan.
Hal ini dibuktikan dari hasil pengujian dengan SPSS 23 for windows untuk variabel motivasi kerja (X2) diperoleh nilai thitung (10,192) > ttabel (2,052) dengan signifikan sebesar 0,000 <
0,05.
Hasil
penelitian ini didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan Clarissa Situmorang (2012) yang
berjudul “pengaruh motivasi kerja dan tekanan kerja terhadap kepuasan kerja
pada karyawan pada PT. Olagafood Industri Tanjung Morawa” yang membuktikan secara
parsial bahwa ada pengaruh motivasi kerja yang positif dan signifikan terhadap
kepuasan kerja pada karyawan.
Berdasarkan
penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa menggunakan kinerja karyawan
sangat dipengaruhi
oleh gaya kepemimpinan, maka hipotesis yang diajukan sebagai berikut:
H1:
Motivasi Kerja Berpengaruh Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan
3.
Pengaruh Budaya Organisasi (X1)
dan Motivasi Kerja (X2) Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (Y)
Berdasarkan
uji hipotesis secara simultan (F) yang telah dilakukan menunjukkan bahwa Budaya
Organisasi dan Motivasi Kerja secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Kepuasan Kerja Karyawan pada PT. Galatta Lestarindo Medan. Hal ini dibuktikan
dari hasil pengujian hipotesis secara
simultan (uji-f) dengan SPSS 23 for
windows yang diperoleh Nilai Fhitung >Ftabel (72,319 > 3,35) dan tingkat signifikansi (0.000<0,05) dengan hipotesis H0 ditolak dan Ha diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel bebas yaitu Budaya Organisasi (X1) dan Motivasi Kerja (X2)
secara bersama-sama berpengaruh
positif dan signifikan terhadap
variabel Kepuasan Kerja Karyawan
(Y) pada PT. Galatta Lestarindo Medan.
Berdasarkan hasil dari analisis data
koefisien determinasi dilihat pada nilai Adjusted R Square sebesar 0,831 berarti
83,1% variabel Kepuasan Kerja Karyawan (Y) dapat dijelaskan oleh
variabel Budaya Organisasi (X1) dan Motivasi Kerja (X2). Sedangkan sisanya 16,9% dapat dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak
diteliti dalam penelitian ini.
Berdasarkan
penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa menggunakan kepuasan kerja karyawan dipengaruhi
oleh budaya organisasi dan motivasi kerja maka hipotesis yang diajukan sebagai
berikut:
Ho: Budaya
Organisasi dan Motivasi Kerja Secara Bersama-sama Berpengaruh Positif
dan Signifikan Terhadap
Kepuasan Kerja Karyawan