Kamis, 01 November 2018

Contoh Bab IV Spss UPMI Medan








PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT. GALATTA LESTARINDO

SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk  Skripsi Pada Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen

                                                                 

Diajukan Oleh:
HARDIANTO SEMBIRING
14090050

PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBINAAN MASYARAKAT INDONESIA
MEDAN
2018



 
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.   Deskriptif Objek Penelitian
1.    Sejarah Singkat PT. Galatta Lestarindo
PT. Galatta Lestarindo didirikan pada tanggal 20 Oktober 1992 dengan No. Akte pendirian No. 44 berkedudukan di Kota Medan. Selain di Kota Medan, PT. Galatta Lestarindo juga berlokasi di Pancur Batu dimana disana merupakan tempat pembuatan pupuk dolomit. Perusahaan ini dikelola oleh seorang Direktur Utama dengan integritas tinggi dan dipimpin dengan memberi contoh yang baik dalam semua kegiatan yang ada.
Pada Pedoman Sistem Manajemen Mutu dijelaskan ruang lingkup kebijakan mutu serta sasaran mutu perusahaan serta struktur organisasi, tanggung jawab dan wewenang karyawan yang kegiatannya terkait dengan penerapan sistem mutu. Manajemen perusahaan dikelola oleh tenaga-tenaga kerja yang berpengalaman dari kantor pusat, pabrik, dan pemasaran.
Pedoman Sistem Manajemen Mutu ini bertujuan untuk:
1)   Mempromosikan kepada para pelanggan bahwa telah menerapkan sistem manajemen mutu yang konsisten dan handal dalam upaya memuaskan pelanggan.
2)   Menunjukkan komitmen mutu dan pengakuan standar internasional dan sistem pengendalian mutunya serta pelayanan dalam memuaskan pelanggan.
3)   Memastikan bahwa seluruh karyawan mempunyai pemahaman yang jelas terhadap apa yang diperlukan/dipersyaratkan dari mereka serta dengan siapa mereka bekerja dan kepada siapa mereka bertanggung jawab secara langsung atau melaporkan pekerjaannya.
4)   Menjadi acuan bagi seluruh sistem dokumentasi mutu di seluruh jajaran organisasi.
5)   Memberikan pedoman dalam bertindak dan pengambilan keputusan.
PT. Galatta Lestarindo ini memproduksi pupuk dolomit tetapi masih ada berbagai macam pupuk yang diproduksi sesuai dengan berbagai permintaan. Jenis pupuk lain yang diproduksi, yaitu:
A.  Pupuk Alam Buatan.
1)      Dolomit M-100
2)      Zeolit
3)      Mg-36
4)      Pualami
5)      Phosmag Plus
6)      Puserna
B.   Produk Lain.
1)   Tepung Tempurung
2)   Kaolin
3)   Calcium Carbonate


2.    Visi dan Misi Perusahaan
a)      Visi
Diakui sebagai Perusahaan Kelas Dunia yang Bertumbuh-kembang, Unggul, dan Terpercaya sebagai pemasok pupuk dengan fokus memenuhi kepuasan pelanggan.
b)    Misi
Misi dari perusahaan ini, adalah:
1)   Memberikan pelayanan terbaik dan bernilai tambah untuk mencapai kepuasan pelanggan dan loyal melalui profesionalisme dan kecepatan pelayanan pemasokan pupuk.
2)   Secara terus menerus melakukan peningkatan sistem manajemen mutu dan terus melakukan peningkatan sumber daya manusia sesuai kebutuhan perusahaan.
3)   Memenuhi kepentingan berbagai pihak terkait secara seimbang.
3.    Struktur Organisasi
PT. Galatta Lestarindo Medan memiliki struktur organisasi berbentuk garis, dimana pimpinan bertindak sebagai  pengelola puncak tanpa diatur atau dipengaruhi oleh orang lain pada posisinya yang menunjukkan wewenang dan tanggung jawab yang jelas dalam pembagian fungsi-fungsi operasional. Bentuk garis seperti ini memperlihatkan garis-garis kekuasaan dan perintah yang vertikal, dimana seorang bawahan hanya punya satu garis hubungan pelaporan kepada atasannya dan sebaliknya seorang atasan hanya mempunyai satu garis perintah kepada bawahannya.
Untuk merealisasikan dari kegiatan dan aktivitas instansi perlu disusun struktur oraganisasi. Suatu organisasi harus disusun sesuai dengan kebutuhan san keadaan insatansi tersebut, oleh karena itu suatu struktur haruslah bersifat fleksibel dan tugas masing-masing seksi harus saling berhubungan erat satu sama lainnya.
Adapun gambar 4.1 struktur organisasi pada PT. Galatta Lestarindo Medan sebagai berikut :
                                                                           
Manajer : J.Simanjuntak

Wakil      : F. Siregar
                                                                               


Security

Personalia dan Timbangan

Laboratorium
Kabag
      Produksi

Logistik
Civil/rumah tangga
Supir

Maintenance

Pengawas Produksi
Pengawas
Gudang

Kebersihan
Mekanik
bubut
Bongkar muat
Listrik
Genset/  Mekanik alat berat
Op. Tungku
Karyawan borongan dan harian
Op.panel
Op.Alat berat
 














Gambar IV.1 : Struktur Organisasi PT.Galatta Lestarindo Pancur Batu  Medan.
Sumber :PT.Galatta Lestarindo Pancur Batu Medan, 2018

4.     Tanggung jawab dan Wewenang
1.    Manajer
a.    Tanggung jawab
Tanggung jawab dari Manajer, adalah:
1)   Mengawasi seluruh kegiatan/keamanan pabrik secara umum.
2)   Melaksanakan/mensosialisasikan kebijaksanaan perusahaan yang diputuskan oleh Direktur.
3)   Melaporkan hasil pekerjaan maupun kendala-kendala yang timbul dan masalah-masalah lainnya kepada Direktur.
4)   Melayani instansi-instansi pemerintahan/swasta yang ada hubungannya dengan perusahaan.
5)   Memasukkan kebutuhan SDM untuk pemenuhan produksi.
b.    Wewenang
Wewenang dari Manajer, adalah:
1)   Memberi teguran/SP kepada karyawan/staf yang melanggar peraturan perusahaan.
2)   Memutuskan hubungan kerja dengan karyawan/staf yang melakukan pelanggaran sesuai dengan peraturan perusahaan yang berlaku dengan persetujuan Direktur.
3)   Menandatangani administrasi untuk karyawan/staf yang diberhentikan atau yang mengundurkan diri.
4)   Mengadakan rapat secara rutin.

2.    Wakil Manajer
a.    Tanggung jawab
Tanggung jawab dari Wakil Manajer, adalah:
1)   Memastikan penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 berjalan dan perbaikannya secara berkesinambungan.
2)   Melaporkan kinerja Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 kepada Direktur tiga (3) bulan sekali sebagai bahan penyempurnaan berikutnya.
3)   Menyusun konsep kebijakan dan sasaran mutu perusahaan.
4)   Meninjau kembali hubungan antara lain yang mempengaruhi mutu serta membuat usulan perbaikannya.
5)   Memastikan promosi kesadaran akan persyaratan pelanggan kepada seluruh jajaran di perusahaan pada unit terkait.
6)   Membuat program audit internal tahunan dibantu oleh para auditor dan memonitor pelaksanaannya untuk memastikan pencapaiannya sasaran yang ditetapkan.
7)   Memberikan data untuk rapat tinjauan manajemen.
8)   Menerbitkan dokumen Sistem Manajemen Mutu yang berlaku sesuai kebutuhan.
9)   Menarik dokumen yang sudah kadarluasa.
10)    Memusnahkan dokumen kadarluasa yang sudah jatuh tempo pemusnahan.
11)    Mendistribusikan dokumen kepada pihak yang berkepentingan.
12)    Memastikan dokumen yang digunakan adalah yang terkini di lingkungan perusahaan.
b.     Wewenang
 Wewenang dari Wakil Manajer, adalah:
1)   Memutuskan untuk penetapatan jadwal/pelaksanaan audit mutu internal.
2)   Memutuskan sistem jalan/tidaknya Sistem Manejemen Mutu pada fungsi yang ada.
3)   Memberi masukan kepada pimpinan atau manajemen perusahaan untuk peningkatan sistem yang berkesinambungan.
3.    Bagian Kantor/Personalia
a.    Tanggung jawab
Tanggung jawab dari Bagian Kantor/Personalia, adalah:
1)   Penggantian kata kalibrasi 0 (nol) setiap pagi pada jembatan Timbangan diganti dengan kata “SET-ZERO” dilakukan pada setiap hari kerja sebelum penimbangan pertama dilakukan.
2)   Menjamin akurasi hasil timbangan material yang masuk maupun keluar.
3)   Menerima DO untuk pengeluaran hasil produksi.
4)   Melakukan pengawasan pengiriman barang sesuai dengan DO yang diterima.
5)   Mengadakan koordinasi pekerjaan dengan Pengawas Gudang.
6)   Merawat/menjaga kebersihan lingkungan timbangan dan ditera secara berkala.
7)   Membuat Laporan Harian Hasil Kerja (material atau hasil produksi yang masuk atau keluar) ke Manajer Pemasaran untuk diteruskan ke Direktur.
8)   Melaporkan Rekapitulasi DO pengiriman dalam Laporan Bulanan yang diteruskan ke staf Pemasaran kantor Medan.
9)   Hadir di kantor 10 menit sebelum jam kerja di mulai.
b.     Wewenang
 Wewenang dari Bagian Kantor/Personalia, adalah:
1)    Menolak menimbang barang-baran/pekerjaan diluar tugas/tanggung jawab tanpa persetujuan Manager/Wakil Manager.
2)    Menolak menimbang untuk mobil material yang keluar/masuk tidak sesuai prosedur (surat jalan, tanda tangan penerimaan barang).
3)    Menolak menimbang diluar waktu/jam yang ditentukan sesuai kebijaksanaan perusahaan.
4)    Memutuskan pelaksanaan kalibrasi external.
4.    Bagian Produksi
a.     Tanggung Jawab
Tanggung jawab dari Bagian Produksi, adalah:
1)   Bertanggung jawab atas kelancaran jalannya produksi.
2)   Mengatur jadwal pekerjaan karyawan produksi.
3)   Mengawasi semua kepala bagian yang berkaitan dengan produksi dalam menjalani tugas.
4)   Melaporkan hasil kerja ke Manajer Pabrik untuk diteruskan ke Direktur.
5)   Melaporkan ke Manajer setiap permasalahan maupun tindakan-tindakan yang akan diambil atau diputuskan yang berkaitan langsung dengan produksi.
6)   Koordinasi dengan QC Laboratorium dalam menjalankan proses produksi.
b.    Wewenang
Wewenang dari Bagian Produksi, adalah:
1)   Mengkoordinasikan semua kepala bagian yang berkaitan dengan produksi dan memberi tugas.
2)   Mengambil sikap/kebijaksanaan demi keselamatan/keamanan lingkungan pabrik bila terjadi hal-hal darurat.
3)   Memanggil dan memberi sanksi terhadap karyawan Produksi yang Absen melebihi dan melanggar peraturan perusahaan yang telah dibuat.
4)   Memberi penilaian prestasi kepada karyawan Produksi dan karyawan yang berkaitan dengan Produksi.
5)   Dapat mengambil tindakan inisiatif demi kelancaran proses produksi.


5.      Pengawas Gudang
a.    Tanggung Jawab
Tanggung jawab dari Pengawas Gudang, adalah:
1)   Merealisasikan pengiriman hasil produksi sesuai dengan DO yang diterima.
2)   Kerja sama dengan Staf Timbangan untuk memantau pengeluaran hasil produksi agar bisa sesuai dengan DO yang diterima.
3)    Koordinasi dengan Pengawas Produksi untuk mengatur penempatan hasil-hasil produksi yang rapi dan aman agar mudah pengendalian stok maupun pengeluaran barang.
4)   Mengatur tempat pemuatan truk-truk angkutan dan mengawasi saat pemuatan truk.
5)   Menjamin hasil produksi yang dikirim sesuai dengan kwantitas yang tercantum dalam DO.
6)   Mengendalikan stok semua jenis produk yang ada agar tetap sesuai dengan stok fisik yang ada di lapangan.
7)   Apabila gudang penyimpanan stok penuh, melaporkan kepada Wakil Manajer untuk mendapatkan Arahan kelanjutan penyimpanan stok berikutnya.
b.    Wewenang
Wewenang dari Pengawas Gudang, adalah:
1)   Menolak pemuatan barang yang tidak sesuai prosedur kerja.
2)   Melapor ke Wakil Manajer bila terjadi hal-hal yang tidak bisa diatasi berkaitan dalam pelaksanaan tugas.
6.    Pengawas Produksi
a.    Tanggung Jawab
Tanggung jawab dari Pengawas Produksi, adalah:
1)   Memantau kegiatan produksi yang sedang berlangsung.
2)   Memenuhi kebutuhan bahan baku/bahan penolong, alat-alat dan aliran listrik untuk kegiatan produksi.
3)   Melapor ke Kepala Mekanik/Wakil Kepala Mekanik bila terjadi gangguan teknik mesin, alat berat maupun alat listrik.
4)   Menjaga keamanan dan keselamatan kerja baik pekerja, mesin maupun alat kerja.
5)   Koordinasi dengan Pengawas Gudang untuk penempatan hasil produksi.
6)   Membuat laporan Hasil Produksi Harian ke Kepala Produksi.
7)   Mengarahkan karyawan giling untuk bekerja sesuai dengan peraturan yang berlaku.
8)   Mengarahkan karyawan giling yang absen untuk diberkan peringatan, dan apabila sudah berkali-kali dinasehati, maka meneruskan laporan ke Kabag Produksi dan dilanjutkan ke Manajer untuk mendapatkan keputusan (sanksi).
9)   Membuat laporan absensi setiap minggu dan diteruskan ke Kabag Produksi.
10)    Mengecek seluruh tiimbangan produksi setiap kali diawal produksi sesuai dengan prosedur penimbangan yang berlaku.
b.    Wewenang
Wewenang dari Pengawas Produksi, adalah:
1)   Menghentikan pengoperasian mesin bila dinilai adanya ketidaksesuaian pada mesin.
2)   Memutuskan kecukupan/ketersediaan bahan baku dan alat penolong.
3)   Menerima keluhan atau memberi masukan kepada Kepala Produksi untuk mengevaluasi kegiatan Produksi dan diteruskan ke Wakil Manajer.
7.    Staf Bagian Logistik
a.    Tanggung Jawab
Tanggung jawab dari Staf Bagian Logistik, adalah:
1)   Menyuplai semua kebutuhan bahan dan material untuk mesin-mesin/alat-alat untuk kegiatan produksi.
2)   Mengontrol pengeluaran/pemakaian material di lingkungan pabrik/produksi sesuai kebutuhan.
3)    Memesan barang-barang yang dibutuhkan sesuai keperluannya dan disetujui Wakil Manajer.
4)   Mengajukan permintaan barang untuk bahan-bahan pemakaian rutin yang sudah mencapai stok tertentu.
5)   Membuat Laporan Bulanan ke Manajer untuk diteruskan ke Direktur.
6)    Menerima dan menyimpan setiap penerimaan bahan/material di gudang, untuk kebutuhan yang mendesak segera diinformasikan kepada bagian yang terkait.
7)   Meminta kepada mekanik seluruh barang bekas bongkaran mesin atau material yang rusak untuk mendapatkan penggantian yang baru sebagai bukti kerusakan material tersebut.
b.    Wewenang
Wewenang dari Staf Bagian Logistik, adalah:
1)   Menolak permintaan barang yang tidak sesuai dengan prosedur.
2)   Konsultasi langsung kepada yang berkepentingan untuk material tertentu sebagai aternatif pengganti atau lain sebagainya.
3)   Melapor ke Wakil Manajer bila terjadi kejanggalan dalam penggunaan material.
8.    Operator Genset
a.     Tanggung Jawab
Tanggung jawab dari Operator Genset, adalah:
1)   Mengawasi kebutuhan BBM/oli mesin untuk persiapan pengoperasian (stand by).
2)   Memenuhi kebutuhan listrik sesuai kebutuhan saat produksi maupu diluar jam produksi.
3)   Merawat semua mesin genset dan komponen lainnya yang berkaitan dengan genset dalam keadaan siap pakai.
4)   Menjaga kebersihan dan keamanan di lingkungan kamar genset.
5)    Jika terjadi gangguan yang diluar kemampuan untuk mengatasi, melapor segera ke Kepala Produksi.
6)   Mengganti komponen mesin (fuel filter, oil filter, air filter dan lainnya) sesuai dengan jadwal yang ditentukan (working hour).
7)   Membuat Laporan Harian yang berkaitan dengan mesin yang dioperasikan.
8)   Menerima BBM dari supplier dan menentukan tempat penyimpanan.
9)   Memenuhi kebutuhan BBM untuk alat berat/mesin produksi.
b.    Wewenang
Wewenang dari Operator Genset, adalah:
1)   Menolak pemakaian BBM/oli yang tidak sesuai kebutuhan.
2)   Menolak pengoperasian yang tidak layak.
3)   Menghentikan/memutuskan semua aliran listrik jika terjadi gangguan pada jaringan pada listrik yang mengancam keamanan maupun keselamatan.
9.    Mekanik Alat Berat
a.    Tanggung Jawab
Tanggung jawab dari Mekanik Alat Berat, adalah:
1)   Memperbaiki alat-alat berat yang rusak.
2)   Mengajukan pesanan barang ke Bagian Logistik bila komponen mesin yang perlu diganti.
3)   Melaporkan kepada Kabag produksi bila ada kerusakan yang tidak bisa diatasi supaya ditangani oleh pihak luar.
4)   Menindak-lajuti keluhan dari operator dalam pengoperasian alat berat, untuk menghindari kerusakan yang lebih parah.
5)   Menjaga kebersihan/keamanan lingkungan bengkel.
b.    Wewenang
Wewenang dari Mekanik Alat Berat, adalah melarang pengoperasian alat berat yang tidak layak/diluar kapasitas.
10.  Bengkel
a.    Tanggung Jawab
Tanggung jawab dari Bengkel, adalah:
1)   Memperbaiki mesin-mesin dan alat-alat produksi sesuai dengan instruksi kerja.
2)   Membuat/mereperasi komponen mesin-mesin yang masih aktif sebagai suku cadang di Bagian Logistik.
3)   Melaporkan kepada Kepala Mekanik, bila terjadi hal-hal diluar kemampuan pelaksanaan perbaikan atau kebutuhan material.
4)   Senantiasa mengawasi kebutuhan bahan rutin (gas oxygen, gas elpiji dan lainnya), bila diperlukan penambahan, segera melapor ke Kepala Mekanik untuk diteruskan ke Bagian Logistik.
5)   Menjaga dan memelihara peralatan kerja serta menyimpan kembali pada tempatnya setelah pemakaian.
6)   Menjaga kebrsihan/keamanan lingkungan bengkel.
b.    Wewenang
Wewenang dari Bengkel, adalah:
1)   Menolak tugas yang tidak sesuai dengan prosedur/diluar tugas atau kemampuan.
2)   Melarang Operator Panel untuk menjalankan mesin bila dalam perbaikan.
11.     Operator Alat Berat
a.    Tanggung Jawab
Tanggung jawab dari Operator Alat Berat, adalah:
1)   Melakukan perawatan alat berat sesuai dengan jadwal yang ditentukan (ganti oli dan lainnya).
2)   Melakukan pemeriksaan rutin sebelum menjalankan tugas (cek oli, air radiator, kondisi ban dan lainnya).
3)   Melakukan tugas sebagaimana yang diinstruksikan atasan dan yang berkaitan dengan kagiatan produksi.
4)   Melaporkan ke Mekanik Alat Berat bila ada keluhan dalam pengoperasian, supaya ditindaklanjuti untuk menghindari kerusakan yang lebih parah.
5)   Menjaga kebersihan alat berat.
b.    Wewenang
Wewenang dari Operator Alat Berat, adalah:
1)   Menolak melaksanakan tugas tanpa persetujuan dari atasan.
2)   Menolak menjalankan tugas diluar kapasitas alat berat.
3)   Mengajukan pemesanan alat-alat berat yang dibutuhkan melalui Staf Bagian Logistik.
12.  Operator Instrumen Kontrol
a.    Tanggung Jawab
Tanggung jawab dari Operator Instrumen Kontrol, adalah:
1)   Melakukan tugas/prosedur pengoperasian mesin yang benar sesuai petunjuk.
2)   Melaksanakan perawatan sesuai jadwal yang ditentukan.
3)   Melaporkan ke Staf Pengawas Produksi bila terjadi gangguan yang ada berkaitan dalam pelaksanaan tugas.
4)   Melakukan pemeriksaan seluruh mesin sebelum operasi.
5)   Melakukan pemeriksaan komponen mesin yang harus diganti (ring, rol, kipas klasifikator, oli, minyak gemuk, kain hawa dan lainnya).
b.    Wewenang
Wewenang dari Operator Instrumen Kontrol, adalah:
1)   Menolak pengoperasian mesin-mesin/alat-alat listrik yang tidak layak dioperasikan.
2)   Menghentikan mesin bila terjadi hal-hal yang membahayakan.
3)   Melapor ke Kepala Operator Listrik bila ada keluhan/gangguan pada komponen listrik yang perlu penanganan khusus.
13.  Kepala Operator Instrumen Listrik
a.    Tanggung Jawab
Tanggung jawab dari Kepala Operator Instrumen Listrik, adalah:
1)   Merawat semua panel listrik yang ada di lingkungan pabrik.
2)   Memperbaiki komponen listrik yang rusak, mengganti atau mereperasi.
3)   Melaporkan ke Kepala Produksi bila terjadi gangguan listrik yang mengganggu kegiatan produksi untuk mengambil sikap menindak-lanjutinya.
4)   Mereperasi peralatan listrik/komponen listrik yang masih layak dipakai sebagai suku cadang.
5)   Melaporkan ke Wakil Manajer apabila ada alat kerja yang tidak dapat diperbaiki sendiri.
6)   Mengembalikan seluruh barang bekas (komponen listrik) yang telah diganti ke Bagian Logistik untuk menjadi barang bukti penggantian.
b.    Wewenang
Wewenang dari Kepala Operator Instrumen Listrik, adalah:
1)   Memutuskan layak atau tidak layaknya pengoperasian suatu mesin.
2)   Melapor ke Kepala Produksi bila terjadi gangguan listrik yang tidak bisa diatasi diluar kemampuan.
3)   Mengajukan pemesanan alat-alat/komponen-komponen listrik yang rusak atau yang dibutuhkan melalui Staf Bagian Logistik.
B. Hasil Pengolahan Data
Penelitian ini menggunakan dua metode untuk menganalisa data primer yang telah diperoleh, yakni metode analisis deskriptif, Uji Kualitas Data, Uji Normalitas dan Uji Hipotesis. Metode regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh atau hubungan antara variabel bebas (budaya organisasi dan

dan motivasi kerja) terhadap variabel terikat (Kepuasan Kerja Karyawan). Dalam menganalisis data peneliti menggunakan bantuan program SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 23.00.
1. Analisis Deskriptif
Metode analisis deskriptif merupakan kegiatan menyimpulkan data mentah dalam jumlah yang besar sehingga hasilnya dapat ditafsirkan. Mengelompokkan, atau memisahkan komponen atau bagian yang relevan dari keseluruhan data, juga merupakan salah satu bentuk analisis untuk menjadikan data mudah dikelola.
a) Deskriptif Responden
Responden dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai tetap pada PT. Galatta Lestarindo Medan yang berjumlah 30 orang. Karakteristik responden yang ditentukan adalah Jenis kelamin, Usia dan Pendidikan yang diuraikan sebagai berikut :
Tabel IV.1 Karateristik Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin    
Jenis Kelamin
Jumlah
Presentase (%)
Laki-laki
14
46,7
Perempuan
16
53,3
Total
30
100
Sumber : Hasil pengolahan SPSS 23 for Windows (2018)
Berdasarkan tabel IV.1 diatas dapat dilihat bahwa dari seluruh responden yang berjumlah 30 orang diantaranya 14 orang (46,7%) adalah laki-laki dan sisanya 16 orang (53,3%) adalah perempuan. Dari tabel ini dapat disimpulkan bahwa jumlah pegawai yang ada di PT. Galatta Lestarindo Medan lebih didominasi oleh karyawan yang berjenis kelamin perempuan.
Tabel IV.2 Karateristik Identitas Responden Berdasarkan Usia       
Usia
Jumlah
Presentase (%)
≤ 30 Tahun
15
50,0
31 - 40 Tahun
8
26,7
41 - 49 Tahun
4
13,3
≥ 50 Tahun
3
10,0
Total
30
100
Sumber : Hasil pengolahan SPSS 23 for Windows (2018)
Dari tabel IV.2 diatas dapat dilihat bahwa karyawan PT. Galatta Lestarindo Medan lebih didominasi oleh karyawan yang berusia ≤ 30 tahun sebanyak 15 orang (50,0%), usia 31-40 tahun sebanyak 8 orang (26,7%), usia 41 – 49 Tahun sebanyak 4 orang (13,3%, usia ≥ 50 tahun sebanyak 3 orang (10,0%). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa secara secara umum karyawan PT. Galatta Lestarindo Medan lebih dominan yang berumur 30 tahun yaitu merupakan orang-orang yang masih produktif dan mempunyai semangat kerja yang tinggi juga mempunyai banyak kemampuan dalam menyelesaikan tugas dalam bidang masing-masing.
Tabel IV.3 Karateristik Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan        
Pendidikan
Jumlah Responden
Presentase (%)
SMA/SMK/Sederajat
12
40,0
Diploma
10
33,3
Sarjana
8
26,7
Total
30
100
Sumber : Hasil pengolahan SPSS 23 for Windows (2018)
Dari tabel IV.3 diatas dapat dilihat bahwa karyawan pada PT. Galatta Lestarindo Medan lebih banyak berasal dari tamatan SMA/SMK/Sederajat sebanyak 12 orang (40,0%), kemudian tamatan Diploma 10 orang (33,3%) dan tamatan Sarjana 8 orang (26,7%).  Hal ini dikarenakan perusahaan menyesuaikan dengan tingkat kebutuhan perusahaan, dan perusahaan yang lebih banyak membuka lowongan pekerjaan untuk tingkatan SMA/SMK/Sederajat karena perusahaan mempertimbangkan hal-hal seperti pembayaran gaji dan jumlah jabatan yang kosong didalam perusahaan.
Tabel IV.4 Karateristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja
Lama bekerja
Jumlah Responden
Persentase (%)
≤10 Tahun
18
60,0
11-20 Tahun
6
20,0
21-30 Tahun
4
13,3
≥31 Tahun
2
6,7
Total
30
100
Sumber : Hasil pengolahan SPSS 23 for Windows (2018)
Pada  Tabel  IV.4  dapat  dilihat  karateristik  responden  berdasarkan  lama bekerja nya adalah 18 orang responden (60,0%) telah bekerja selama ≤10 Tahun, 6 orang  responden  (20,0%)  telah  bekerja  11-20  tahun.  4 orang  responden (13,3%) yang bekerja 21-30 tahun dan 2 orang responden (6,7%) telah bekerja ≥ 31 tahun. dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa sebagian besar karyawan PT. Galatta Lestarindo Medan telah bekerja selama ≤10 tahun dengan jumlah karyawan 18 orang, hal ini terjadi karena PT. Galatta Lestarindo Medan lebih untuk memiliki karyawan yang berpengalaman bekerja lebih baru ketimbang harus memiliki karyawan yang lama yang memiliki kualitas kerja sedikit dan perusahaan memperhatikan kebutuhan setiap karyawannya.
b) Deskriptif Variabel
Setelah mengenal karateristik dari responden penelitian, berikut ini akan ditampilkan hasil olahan data primer yang merupakan deskriptif penelitian berdasarkan pendapat responden. Secara deskriptif persentase hasil penelitian setiap dimensi faktor yang mempengaruhi Kepuasan Kerja Karyawan PT. Galatta Lestarindo Medan adalah sebagai berikut :
1)   Distribusi Jawaban Responden Pada Variabel Budaya Organisasi (X1)
Tabel IV.5
Distribusi Jawaban Responden pada Variabel Budaya Organisasi (X1)
Q
 Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
Total
F
%
F
%
F
%
F
%
F
%
1
3
10,0
21
70,0
5
16,7
1
3,3
0
0,0
30
2
2
6,7
24
80,0
4
13,3
0
0,0
0
0,0
30
3
3
10,0
21
70,0
5
16,7
1
3,3
0
0,0
30
4
2
6,7
24
80,0
4
13,3
0
0,0
0
0,0
30
5
3
10,0
21
70,0
5
16,7
1
3,3
0
0,0
30
Sumber : Hasil pengolahan SPSS 23 for Windows (2018)
Berdasarkan Tabel IV.5 dapat dilihat bahwa :
1.    Untuk pernyataan ke-1 (Setiap karyawan berpartisipasi dalam menerapkan budaya perusahaan yang mencerminkan citra perusahaan) yaitu 3 responden (10,0%) menjawab sangat setuju, 21 responden (70,0%) menjawab setuju, 5 responden (16,7%) menjawab kurang setuju, 1 orang responden (3,3%) menjawab tidak setuju dan tidak ada yang memilih jawaban sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan setuju yang berarti karyawan selalu berpartisipasi dalam menerapkan budaya perusahaan yang mencerminkan citra perusahaan.
2.    Untuk pernyataan ke-2 (Perusahaan selalu melakukan sosialisasi terbuka kepada karyawan mengenai peraturan-peraturan perusahaan) yaitu 2 responden (6,7%) menjawab sangat setuju, 24 responden (80,0%) menjawab setuju, 4 responden (13,3%) menjawab kurang setuju dan tidak ada yang memilih jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan setuju yang berarti perusahaan selalu mengadakan sosialisasi terbuka kepada karyawan mengenai peraturan-peraturan yang ada dalam perusahaan.
3.    Untuk pernyataan ke-3 (Setiap karyawan sudah menyadari dan memahami visi dan misi perusahaan sejak mulai menjadi karyawan) yaitu 3 responden (10,0%) menjawab sangat setuju, 21 responden (70,0%) menjawab setuju, 5 responden (16,7%) menjawab kurang setuju, 1 responden (3,3%) menjawab tidak setuju dan tidak ada yang memilih jawaban sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan setuju yang berarti setiap karyawan sudah menyadari dan memahami apa-apa saja yang menjadi visi dan misi perusahaan yang disosialisasikan pada sejak mulai menjadi karyawan.
4.    Untuk pernyataan ke-4 (Pimpinan memberikan kepercayaan penuh kepada karyawan untuk dapat menyelesaikan tugasnya) yaitu 2 responden (6,7%) menjawab sangat setuju, 24 responden (80,0%) menjawab setuju, 4 responden (13,3%) menjawab kurang setuju dan tidak ada yang memilih jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan setuju yang berarti pimpinan telah memberikan kepercayaan penuh kepada setiap karyawan untuk dapat menyelesaikan tugasnya.
5.    Untuk pernyataan ke-5 (Pimpinan selalu membantu karyawan saat mengalami kesulitan dalam menyelesaikan pekerjaan) yaitu 3 responden (10,0%) menjawab sangat setuju, 21 responden (70,0%) menjawab setuju, 5 responden (16,7%) menjawab kurang setuju, 1 responden (3,3%) menjawab tidak setuju dan tidak ada yang memilih jawaban sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan setuju yang berarti pimpinan selalu membantu karyawan saat mengalami kesulitan dalam menyelesaikan pekerjaan.
2)   Distribusi Jawaban Responden Pada Variabel Motivasi Kerja (X2)
Tabel IV.6
Distribusi Jawaban Responden pada Variabel Motivasi Kerja (X2)
Q
 Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
Total
F
%
F
%
F
%
F
%
F
%
1
15
50,0
12
40,0
3
10,0
0
0,0
0
0,0
30
2
3
10,0
13
43,3
14
46,7
0
0,0
0
0,0
30
3
2
6,7
9
30,0
19
63,3
0
0,0
0
0,0
30
4
4
13,3
16
53,3
10
33,3
0
0,0
0
0,0
30
5
15
50,0
12
40,0
3
10,0
0
0,0
0
0,0
30
Sumber : Hasil pengolahan SPSS 23 for Windows (2018)
Berdasarkan Tabel IV.6 dapat dilihat bahwa :
1.    Untuk pernyataan ke-1 (Setiap Karyawan termotivasi bekerja dengan gaji dan isentif yang diberikan oleh perusahaan) yaitu 15 responden (50,0%) menjawab sangat setuju, 12 responden (40,0%) menjawab setuju, 3 responden (10,0%) menjawab kurang setuju dan tidak ada yang memilih jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan sangat setuju yang berarti karyawan termotivasi bekerja dengan gaji dan isentif yang diberikan oleh pihak perusahaan.
2.    Untuk pernyataan ke-2 (Perlakuan adil pimpinan membuat karyawan bekerja lebih baik) yaitu 3 responden (10,0%) menjawab sangat setuju, 13 responden (43,3%) menjawab setuju, 14 responden (46,7%) menjawab kurang setuju dan tidak ada yang memilih jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan kuran setuju yang berarti perlakuan adil pimpinan kepada karyawan belum membuat karyawan bekerja lebih baik didalam perusahaan.
3.    Untuk pernyataan ke-3 (Setiap karyawan selalu berpartisipasi dalam kegiatan perusahaan) yaitu 2 responden (6,7%) menjawab sangat setuju, 9 responden (30,0%) menjawab setuju, 19 responden (63,3%) menjawab kurang setuju dan tidak ada responden menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan kurang setuju yang berarti sebagian karyawan belum bisa berpartisipasi dalam kegiatan perusahaan).
4.    Untuk pernyataan ke-4 (Setiap karyawan bekerja dengan potensi dan kemampuan yang maksimal) yaitu 4 responden (13,3%) menjawab sangat setuju, 16 responden (53,3%) menjawab setuju, 10 responden (33,3%) menjawab kurang setuju dan tidak ada yang memilih jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan setuju yang berarti karyawan sudah bekerja dengan potensi dan kemampuan yang maksimal pada tugas dan tanggungjawab masing-masing karyawan.
5.    Untuk pernyataan ke-5 (Penghargaan yang diberikan membuat motivasi kerja karyawan meningkat) yaitu 15 responden (50,0%) menjawab sangat setuju, 12 responden (40,0%) menjawab setuju, 3 responden (10,0%) menjawab kurang setuju dan tidak ada yang memilih jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan sangat setuju yang berarti penghargaan yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan yang berprestasi membuat motivasi karyawan meningkat dalam bekerja
3)   Distribusi Jawaban Responden Pada Variabel Kepuasan Kerja Karyawan (Y)
Tabel IV.7
Distribusi Jawaban Responden pada Variabel Kinerja Kerja Karyawan (Y)
Q
 Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
Total
F
%
F
%
F
%
F
%
F
%
1
3
10,0
23
76,7
4
13,3
0
0,0
0
0,0
30
2
4
13,3
21
70,0
4
13,3
1
3,2
0
0,0
30
3
15
50,0
12
40,0
3
10,0
0
0,0
0
0,0
30
4
3
10,0
17
56,7
10
33,3
0
0,0
0
0,0
30
5
2
6,7
10
33,3
18
60,0
0
0,0
0
0,0
30
6
18
60,0
11
36,7
1
3,3
0
0,0
0
0,0
30
Sumber : Hasil pengolahan SPSS 23 for Windows (2018)
Berdasarkan Tabel IV.7 dapat dilihat bahwa :
1.    Untuk pernyataan ke-1 (Pendapatan yang anda terima pada saat ini memadai) yaitu 3 responden (10,0%) menjawab sangat setuju, 23 responden (76,7%) menjawab setuju, 4 responden (13,3%) menjawab kurang setuju dan tidak ada yang memilih jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan setuju yang berarti pendapatan yang diterima karyawan sudah memadai dari segi kualitas dan kuantitas kerja.
2.    Untuk pernyataan ke-2 (Anda memiliki semangat kerja yang tinggi) yaitu 4 responden (13,3%) menjawab sangat setuju, 21  responden (70,0%) menjawab setuju, 4 responden (13,3%), 1 responden (3,3%) dan tidak ada responden menjawab sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan setuju yang berarti sebagian besar karyawan telah memiliki semangat kerja yang tinggi didalam perusahaan.
3.    Untuk pernyataan ke-3 (Atasan anda selalu melibatkan bila ada berbagai masalah penting dalam bekerja) yaitu 15 responden (50,0%) menjawab sangat setuju, 12 responden (40,0%) menjawab setuju, 3 responden (10,0%) menjawab kurang setuju, dan tidak ada yang memilih jawaban tidaks setuju dan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan sangat setuju yang berarti Pimpinan/atasan selalu melibatkan bila ada masalah penting dalam bekerja untuk memberikan saran dan memecahkan masalah diperusahaan.
4.    Untuk pernyataan ke-4 (Perusahaan memberikan kesempatan yang luas bagi karyawan yang ingin maju dalam karir) yaitu 3 responden (10,0%) menjawab sangat setuju, 17 responden (56,7%) menjawab setuju,  10 responden (33,3%) menjawab tidak setuju dan tidak ada yang memilih jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan setuju yang berarti perusahaan memberikan kesempatan yang luas bagi karyawan yang ingin maju dalam karir yang lebih tinggi.
5.    Untuk pernyataan ke-5 (Kerja sama dan komunikasi selalu terjalin diantara sesama karyawan) yaitu 2 responden (6,7%) menjawab sangat setuju, 10 responden (33,3%) menjawab setuju, 18 responden (60,0%) menjawab kurang setuju dan tidak ada yang memilih jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan kurang setuju yang berarti kurangnya kerja sama dan komunikasi antar karyawan kurang terjalin baik.
6.    Untuk pernyataan ke-6 (Kondisi alat-alat kerja/fasilitas yang ada diperusahaan ini selalu terawat dengan baik) yaitu 18 responden (60,0%) menjawab sangat setuju, 11 responden (36,7%) menjawab setuju, 1 responden (3,3%) menjawab kurang setuju dan tidak ada yang memilih jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan sangat setuju yang berarti kondisi alat-alat kerja/fasilitas yang digunakan setiap karyawan sangat terawat dengan baik.
2. Uji Kualitas Data
Ketepatan pengujian suatu hipotesis tentang hubungan variabel penelitian sangat tergantung pada kualitas data yang dipakai dalam pengujian tersebut. Pengujian hipotesis penelitian tidak akan mengenai sasarannya bila mana yang dipakai tidak reliabel dan tidak mengambarkan secara tepat konsep yang diukur. Oleh karena itu sebelum penelitian dilakukan alat-alat yang digunakan untuk menguji supaya data-data yang diperoleh valid dan reliabel. Valid artinya data-data yang diperoleh dengan penggunaan alat (instrument) dapat mendapat tujuan penelitian, sedangkan reliabel artinya konsisten atau stabil.
a.    Uji Validitas
Instrumen yang baik adalah harus valid dan reliabeli. Instrumen yang valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Pada pengujian validitas dan reliabilitas penulis membagikan kuesioner kepada 30 responden, dimana kuesionernya berisikan 16 butir pernyataan maka nilai rtabel dapat diperoleh melalui df (Degree of freedom) = jumlah kasus = 3, jumlah kasus variabel adalah 3. Jadi df = 30 – 3 = 27, maka r-tabel = 0,367. Penulis melakukan pengujian validitas dengan bantuan SPSS 23.00 for windows dengan kriteria sebagai berikut:
Jika r hitung > r tabel, maka pertanyaan dinyatakan valid
Jika r hitung < r tabel, maka pertanyaan dinyatakan tidak valid
Tabel IV.8: Uji Validitas Variabel Budaya Organisasi (X1)
No
Butir Pernyataan
Nilai rtabel
Corrected Item-Total Correlation
Keterangan
1
Butir 1
0,367
0,946
Valid
2
Butir 2
0,367
0,795
Valid
3
Butir 3
0,367
0,946
Valid
4
Butir 4
0,367
0,795
Valid
5
Butir 5
0,367
0,946
Valid
Sumber : Hasil pengolahan SPSS 23 for Windows (2018)
Berdasarkan data tabel IV.8 bahwa koefisien korelasi dari 5 butir pernyataan yang ada dinyatakan valid dengan skor total >0,367. Butir yang mempunyai validitas tertinggi adalah butir 1,3 dan 5  dengan koefisien sebesar 0,946 dan butir yang mempunyai validitas paling rendah butir 2 dan 4 dengan koefisien korelasi 0,795.
Tabel IV.9: Uji Validitas Variabel Motivasi Kerja (X2)
No
Butir Pernyataan
Nilai rtabel
Corrected Item-Total Correlation
Keterangan
1
Butir 1
0,367
0,825
Valid
2
Butir 2
0,367
0,444
Valid
3
Butir 3
0,367
0,693
Valid
4
Butir 4
0,367
0,549
Valid
5
Butir 5
0,367
0,825
Valid
Sumber : Hasil pengolahan SPSS 23 for Windows (2018)
Berdasarkan data Tabel IV.9 bahwa setelah dilakukan uji validitas yang kedua kalinya dengan jumlah butir pernyataan sebanya 5 butir dapat dilihat bahwa semua butir pernyataan valid dengan skor total >0,367. Butir yang mempunyai validitas tertinggi adalah butir 1 dan 5 dengan koefisien sebesar 0,825 dan butir yang mempunyai validitas paling rendah butir 2 dengan koefisien korelasi 0,444.
Tabel IV.10: Uji Validitas Variabel Kepuasan Kerja Karyawan (Y)
No
Butir Pernyataan
Nilai rtabel
Corrected Item-Total Correlation
Keterangan
1
Butir 1
0,367
0,438
Valid
2
Butir 2
0,367
0,485
Valid
3
Butir 3
0,367
0,673
Valid
4
Butir 4
0,367
0,494
Valid
5
Butir 5
0,367
0,606
Valid
6
Butir 6
0,367
0,496
Valid
Sumber : Hasil pengolahan SPSS 23 for Windows (2018)
Berdasarkan data Tabel IV.10 bahwa setelah dilakukan uji validitas yang ketiga kalinya dengan jumlah butir pernyataan sebanya 6 butir dapat dilihat bahwa semua butir pernyataan valid dengan skor total >0,367. Butir yang mempunyai validitas tertinggi adalah butir 3  dengan koefisien sebesar 0,673 dan butir yang mempunyai validitas paling rendah butir 1 dengan koefisien korelasi 0,438.
b.   Uji Reliabilitas
            Uji Reabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukuran yang sama pula. Hasil Uji Reabilitas dapat dilihat dari hasil Cronbach’s Alpha. Apabila nilai reliabilitas instrumen (Cronbach’s Alpha) > 0,7 atau sama dengan 0,70 maka dinyatakan reliabel.
Cara mengambil keputusan :
Jika ralpha positif dan lebih besar dari rtabel maka reliabel
Jika ralpha negatif dan lebih kecil dari rtabel maka tidak reliabel
Berikut hasil uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan koefisien Reabilitas (Cronbach Alpha) sebagaimana yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:           
Tabel IV.11 : Uji Reliabilitas Budaya Organisasi (X1)
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items

,955
5

Sumber : Hasil pengolahan SPSS 23 for Windows (2018)
          Berdasarkan hasil output reliability statistic variabel Budaya Organisasi (X1) dapat diketahui bahwa variabel tersebut reliabel dengan crombach alpha adalah 0,955> 0,70 yang berarti bahwa instrumen tersebut reliabel. Dengan demikian bahwa keseluruhan instrumen pertanyaan pada Budaya Organisasi (X1) dalam penelitian ini sudah konsisten dan memiliki reliabilitas yang tinggi.
Tabel IV.12 : Uji Reliabilitas Motivasi Kerja (X2)
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items

,850
5

Sumber : Hasil pengolahan SPSS 23 for Windows (2018)
          Berdasarkan hasil output reliability statistic variabel Motivasi Kerja (X2) dapat diketahui bahwa variabel tersebut reliabel dengan crombach alpha adalah 0,850> 0,70 yang berarti bahwa instrumen tersebut reliabel. Dengan demikian bahwa keseluruhan instrumen pertanyaan pada Motivasi Kerja (X2) dalam penelitian ini sudah konsisten dan memiliki reliabilitas yang tinggi.
Tabel IV.13 : Uji Reliabilitas Kepuasan Kerja Karyawan (X2)
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items

,783
6

Sumber : Hasil pengolahan SPSS 23 for Windows (2018)
          Berdasarkan hasil output reliability statistic variabel Kepuasan Kerja Karyawan (Y) dapat diketahui bahwa variabel tersebut reliabel dengan crombach alpha adalah 0,783> 0,70 yang berarti bahwa instrumen tersebut reliabel. Dengan demikian bahwa keseluruhan instrumen pertanyaan pada Kepuasan Kerja Karyawan (Y) dalam penelitian ini sudah konsisten dan memiliki reliabilitas yang tinggi.

3. Uji Asumsi Klasik
a) Uji Normalitas
Uji Normalitas yaitu untuk mengetahui apakah data yang diambil telah mengikuti syarat distribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan pendekatan Histogram, Grafik dan pendekatan Kolmogorov-Smirnov.
1)   Pendekatan Histogram
Pada grafik histogram, dikatakan variabel berdistribusi normal pada grafik histogram yang berbentuk lonceng apabila distribusi data tersebut tidak menceng kekiri atau menceng kekanan.















 Gambar IV.2 Histogram Uji Normalitas
 Sumber : Hasil pengolahan SPSS 23 for Windows (2018)
Berdasarkan Gambar IV.2 diatas dapat diketahui bahwa variabel berdistribusi normal, hal ini ditunjukkan oleh distribusi data yang berbentuk lonceng dan tidak melenceng ke kiri atau ke kanan.
2)    Pendekatan Grafik
Pada dasarnya normalitas sebuah data dapat dideteksi dengan melihat persebaran data atau titik pada sumbu diagonal dari residualnya. Data dikatakan terdistribusi normal, apabila data atau titik menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, sebaliknya data dikatakan tidak terdistribusi  normal, apabila data atau titik menyebar jauh dari arah garis atau tidak mengikuti sebaliknya.





















Gambar IV.3  Plot  Uji Normalitas
Sumber : Hasil pengolahan SPSS 23 for Windows (2018)
Pada grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya agak menjauh dari garis diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi terdistribusi secara normal. Namun untuk lebih memastikan data di sepanjang garis diagonal berdistribusi normal atau tidak, maka dilakukan uji Kolmogorov-Smirnov.
3)    Pendekatan Kolmogorov-Smirnov
Tabel. IV.14 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual
N
30c
Exponential parameter.a,b
Mean
,7748829
Most Extreme Differences
Absolute
,163
Positive
,107
Negative
-,163
Kolmogorov-Smirnov Z
,630
Asymp. Sig. (2-tailed)
,822
a. Test Distribution is Exponential.
b. Calculated from data.
                         Sumber : Hasil pengolahan SPSS 23 for Windows (2018)
Pada uji ini keputusan yang diambil adalah apabila sig > 0,05 maka distribusi data bersifat normal dan apabila sig < 0,05 maka distribusi data tidak normal. Hasil analisis pada metode One-Sample Kolmogrov Smirnov diatas menunjukkan bahwa nilai Kolmogrov-Smirnov sebesar 0,812 dan signifikan pada 0,05 (karena Asymp. Sig. (2-tailed) 0,822> dari 0,05. Dari hasil yang diperoleh maka H0 diterima, dengan kata lain data terdistribusi normal.
b) Uji Heteroskedastisitas
            Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah model regresi yang tidak terjadi heterokedastisitas. Dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut:
1.    Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur maka mengindikasikan telah terjadi heterokedasitas.
2.    Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik menyebar dibawah  angka o dan y, maka tidak heterokedasitas.
Berikut ini peneliti menampilkan grafik scatterplot untuk melihat hasil uji heterokedastisitas dalam penelitian ini pada gambar IV.4:












Gambar 4.4 Scatterplot Heteroskedastisitas
Sumber : Hasil pengolahan SPSS 23 for Windows (2018)
Pada gambar IV.4 pada grafik Scatterplot diatas dapat terlihat bahwa titik (data) menyebar secara acak dan tidak terlihat suatu pola tertentu, dan pada grafik scatterplot diatas juga dapat terlihat bahwa titik tersebar diatas maupun dibawah sumbu y dan angka 0. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas di dalam penelitian ini, dan model regresi ini layak dipakai dalam penelitian.
c.    Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk mendeteksi ada atau tidaknnya gejala multikolinearitas pada data dapat dilakukan dengan melihat nilai tolerance value dan Varians Inflation factor (VIF). Dengan kriteria sebagai berikut :
1.    Apabila VIF > 5 maka diduga mempunyai persoalan Multikolinearitas.
2.    Apabila VIF < dari 5 maka tidak terdapat Multikolinearitas.
3.    Apabila tolerance <0,1 maka diduga mempunyai persoalan heteroskedastisitas.
4.    Apabila tolerance > 0,1 maka tidak terdapat multikolinearitas.
Tabel IV.15 Uji Nilai Tolerance dan VIF
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t
Sig.
Collinearity Statistics
B
Std. Error
Beta
Tolerance
VIF
1
(Constant)
3,095
1,860

1,664
,108


Budaya Organisasi
,302
,076
,311
3,968
,000
,951
1,052
Motivasi Kerja
,769
,075
,798
10,192
,000
,951
1,052
a. Dependent Variable: Kepuasan Kerja
Sumber : Hasil pengolahan SPSS 23 for Windows (2018)
Pada tabel IV.15 terlihat bahwa nilai tolerance semua variabel bebas (Budaya Organisasi dan Motivasi Kerja) adalah lebih besar dari nilai ketetapan 0,1 dan nilai VIF semua variabel bebas (Budaya Organisasi dan Motivasi Kerja) adalah lebih kecil dari nilai ketetapan 5. Oleh karna itu, data dalam penelitian ini dikatakan tidak mengalami masalah multikolinearitas.
4.  Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linear berganda digunakan dengan maksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependent bila dua atau lebih variabel independent dimanipulasi. Dengan memperhitungkan variabel pengaruh Budaya Organisasi (X1), Motivasi Kerja (X2) dapat diketahui berapa besar pengaruhnya terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (Y).
Adapun model regresi yang digunakan adalah :
Y = α + b1X1 + b2X2 +  e
Dimana :
Y  =  Kepuasan Kerja Karyawan
X1  = Budaya Organisasi
X2  = Motivasi Kerja
α  = Konstanta
                            b1, b2  = Koefisien regresi variabel independent
                                    e  = Tingkat eror
Berdasarkan pengujian menggunakan SPSS versi 23  for windows, maka hasil persamaan regresi linear berganda dapat dilihat pada Tabel 4.16 berikut ini :
Tabel IV. 16 Hasil Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T
Sig.
B
Std. Error
Beta
1
(Constant)
3,095
1,860

1,664
,108
Budaya Organisasi
,302
,076
,311
3,968
,000
Motivasi Kerja
,769
,075
,798
10,192
,000
a. Dependent Variable: Kepuasan Kerja
Sumber : Hasil pengolahan SPSS 23 for Windows (2018)
Berdasarkan tabel  IV.16 diketahui  pada  kolom  kedua  (unstandardized Coefficients) bagian B diperoleh nilai b1 pada variabel Budaya Organisasi (X1) sebesar 0.302 dan Nilai b2 pada variabel Motivasi Kerja (X2) sebesar 0.769 dan nilai konstanta (a) adalah 3,095, maka diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagai berikut :
Y = 3,095 + 0,302 X1 + 0,769 X2
Interprestasinya dari persamaan regresi linear berganda adalah sebagai berikut :
1.    Konstanta (a) = 3,095. Hasil dari nilai konstanta pada regresi diatas adalah 3,095. Hal ini yang menunjukkan bahwa jika nilai variabel independen Budaya Organisasi (X1) dan Motivasi Kerja (X2) bernilai 0, maka variabel dependen kepuasan kerja karyawan (Y) Pada PT. Galatta Lestarindo Medan adalah sebesar 3,095.
2.    Koefisien b1 (X1) = 0,302. Hasil koefisien regresi Budaya Organisasi adalah sebesar 0,302. Ha ini berarti bahwa variabel Budaya Organisasi (X1) berhubungan positif terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (Y), atau dengan kata lain, jika Budaya Organisasi (X1) ditingkatkan sebesar satu-satuan, maka kepuasan kerja Karyawan pada PT. Galatta Lestarindo Medan adalah adalah sebesar 0,302.
3.    Koefisien b2 (X2) = 0,769. Hasil koefisien regresi Motivasi Kerja adalah sebesar 0,769. Ha ini berarti bahwa variabel Motivasi Kerja (X2) berhubungan positif terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (Y), atau dengan kata lain, jika Motivasi Kerja (X2) ditingkatkan sebesar satu-satuan, maka kepuasan kerja Karyawan pada PT. Galatta Lestarindo Medan adalah sebesar 0,769.
 5.  Uji Hipotesis
a)   Uji Signifikan Parsial (Uji-t)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh suatu variabel independen secara parsial (individual) terhadap variasi variabel dependen. Uji Statistik t digunakan untuk mengetahui tingkat signifikansi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial.
Kriteria pengujiannya adalah:
-Jika thitung < ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.
-Jika thitung < ttabel,, maka Ho ditolak dan Ha diterima.
- Jika tingkat signifikansi dibawah 0,05 , maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Tingkat kesalahan (α) = 5% dan derajat kebebasan (df) = (n-k)
- n = jumlah sampel, n = 30
- k = jumlah variabel yang digunakan, k = 3
- Derajat kebebasan/ degree of freedom (df) = (n-k) = 30 - 3 = 27 , maka ttabel  dapat dilihat pada signifikansi 0,05/2=0,025 atau t 0,025 (27) = 2,052.
Adapun dasar pengambilan keputusan hipotesis adalah sebagai berikut :
a)    Merumuskan Hipotesis
Ho:β1=0: Tidak ada pengaruh signifikan antara Budaya Organisasi dan Motivasi Kerja terhadap Kepuasan Kerja Karyawan pada PT. Galatta Lestarindo Medan.
H1:β1#0: Ada Pengaruh signifikan antara Budaya Organisasi dan Motivasi Kerja terhadap Kepuasan Kerja Karyawan pada PT. Galatta Lestarindo Medan.
Hasil perhitungan Uji-t dan koefisien korelasi parsial dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel IV.17 : Hasil Uji-t Coefficientsa
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T
Sig.
B
Std. Error
Beta
1
(Constant)
3,095
1,860

1,664
,108
Budaya Organisasi
,302
,076
,311
3,968
,000
Motivasi Kerja
,769
,075
,798
10,192
,000
a. Dependent Variable: Kepuasan Kerja
Sumber : Hasil pengolahan SPSS 23 for Windows (2018)
Berdasarkan tabel 4.17 hasil dari Uji t (Parsial) tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.    Variabel Budaya Organisasi (X1)
Hasil pengujian dengan SPSS 23 for Windows untuk variabel Budaya Organisasi (X1) diperoleh nilai thitung (3,968) > ttabel (2,052) dengan signifikan sebesar 0,000 < 0,05. Dengan demikian keputusan dari Hipotesis penelitian adalah Ho ditolak dan H1 diterima yang berarti ada pengaruh Budaya Organsasi (X1) berpengaruh  secara   positif   dan   signifikan   terhadap Kepuasan Kerja Karyawan PT. Galatta Lestarindo Medan.
2.    Variabel Motivasi Kerja (X2)
Hasil pengujian dengan SPSS 23 for Windows untuk variabel Motivasi Kerja (X2) diperoleh nilai thitung (10,192) > ttabel (2,052) dengan signifikan sebesar 0,000 < 0,05. Dengan demikian keputusan dari Hipotesis penelitian adalah Ho ditolak dan H1 diterima yang berarti bahwa Motivasi Kerja (X2) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap  Kepuasan Kerja Karyawan (Y) pada PT. Galatta Lestarindo Medan.
b)   Uji Signifikan Simultan (Uji-F)
Uji Statistik F digunakan untuk mengetahui tingkat signifikansi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan (Situmorang, 2010:147). Untuk menguji ada tidaknya pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel dependen secara bersama-sama digunakan angka probabilitas sebagai berikut:
a.    Apabila probabilitas signifikansi > 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak
b.    Apabila probabilitas signifikansi < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima
Untuk menentukan nilai F, maka diperlukan adanya derajat bebas pembilang dan derajat bebas penyebut, dengan rumus sebagai berikut:
            df (Pembilang) = k-1
            df (Penyebut)   =  n-k
            keterangan :
            n = Jumlah sampel penelitian
            k = Jumlah variabel bebas dan terikat
Pada penelitian ini diketahui jumlah sampel (n) 30 dan jumlah keseluruhan variabel (k) adalah 3, sehingga diperoleh :
1. df (pembilang) = 3-1 = 2
2. df (penyebut) = 30-3 = 27
Nilai  F hitung   akan  diperoleh  dengan  menggunakan  bantuan  SPSS  23  for  windows, kemudian akan dibandingkan dengan F tabel  pada tingkat α = 5% (2:27) = 3.35 dengan kriteria uji sebagai berikut :
H0 diterima jika Fhitung < Ftabel pada α = 5 %
H0 ditolak jika Fhitung > Ftabel pada α = 5 %
Hasil uji F (secara simultan) pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel IV.18 dibawah ini:
Tabel IV.18 Hasil Uji F (Simultan)
ANOVAa
Model
Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Sig.
1
Regression
155,645
2
77,823
72,319
,000b
Residual
29,055
27
1,076


Total
184,700
29



a. Dependent Variable: Kepuasan Kerja
b. Predictors: (Constant), Motivasi Kerja, Budaya Organisasi
Sumber : Hasil pengolahan SPSS 23 for Windows (2018)
Berdasarkan Tabel IV.18 dapat dilihat hasil Uji F secara simultan, dan diperoleh nilai Fhitung = 72,319 dengan tingkat signifikansi 0,000. Dengan demikian diperoleh Nilai Fhitung >Ftabel (72,319 > 3,35) dan tingkat signifikansi (0.000<0,05) dengan hipotesis H0 ditolak dan Ha  diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel bebas yaitu Budaya Organisasi (X1) dan Motivasi Kerja (X2) secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel Kepuasan Kerja Karyawan (Y) pada PT. Galatta Lestarindo Medan.
c)    Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa besar kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat. Jika Koefisien Determinasi (R2) semakin besar (mendekati satu) menunjukkan semakin baik kemampuan X menerangkan Y dimana 0 < R2 < 1. Sebaliknya, jika R2 semakin kecil (mendekati nol), maka akan dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X) adalah kecil terhadap variabel terikat (Y). Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat.
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program statistik, maka diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel IV.19 : Hasil Pengujian Determinasi R2
Model Summaryb
Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1
,918a
,843
,831
1,037
a. Predictors: (Constant), Motivasi Kerja, Budaya Organisasi
b. Dependent Variable: Kepuasan Kerja
Sumber : Hasil pengolahan SPSS 23 for Windows (2018)
          Dari tabel IV.19 diatas dapat diketahui penjelasan sebagai berikut :
1.    R = 0,918. Artinya hubungan antara variabel Budaya Organisasi (X1) dan Motivasi Kerja (X2) terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (Y) sebesar 91,8%. Artinya hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen cukup erat.
2.    Nilai Adjusted R Square sebesar 0,831 berarti 83,1% variabel Kepuasan Kerja Karyawan (Y) dapat dijelaskan oleh variabel Budaya Organisasi (X1) dan Motivasi Kerja (X2). Sedangkan sisanya 16,9% dapat dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
3.     Standard Error of Estimated (Standar Deviasi) artinya mengukur variasi dari nilai yang diprediksi. Dalam penelitian ini standar deviasinya sebesar 1,037. Semakin kecil standar deviasi berarti model semakin baik


C.  Pembahasan
Penelitian ini membahas tentang pengaruh budaya organisasi dan motivasi kerja terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT. Galatta Lestarindo Medan. Penelitian ini dilakukan menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dan teknik analisis statistiknya menggunakan teknik analisis regresi berganda. Pada metode analisis deskriptif diperoleh informasi responden melalui kuesioner yang berisikan tentang karakteristik responden yaitu jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan dan jawaban responden atas pernyataan dalam kuesioner. Responden penelitian ini adalah karyawan pada PT. Galatta Lestarindo Medan.yang berjumlah 30 orang.
Sedangkan pada metode analisis regresi dengan pengujian hipotesis yaitu melakukan Uji signifikan parsial (Uji-t), Uji signifikan simultan (Uji-F), dan koefisien determinasi (Adjusted R2).
Hipotesis dalam penelitian ini adalah: “Budaya Organisasi dan Motivasi Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepuasan Kerja Karyawan pada PT. Galatta Lestarindo Medan.  Hipotesis penelitian akan dibahas dengan jelas dari hasil penelitian yang dilakukan pada PT. Galatta Lestarindo Medan sebagai berikut:
1.    Pengaruh Budaya Organisasi (X1) Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan
Berdasarkan dari hasil uji parsial (uji-t), menunjukkan bahwa budaya organisasi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT. Galatta Lestarindo Medan. Hal ini dibuktikan dari hasil pengujian dengan SPSS 23 for windows untuk variabel budaya organisasi (X1)  yaitu diperoleh nilai thitung (3,968) > ttabel (2,052) dengan signifikan sebesar 0,000 < 0,05. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Rizna Atika Naima Harahap (2010) dengan judul “pengaruh budaya kerja dan lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja pada PT. Adira Dinamika Multi Finance,Tbk Cabang Medan 2 Divisi Mobil” yang menunjukkan bahwa secara parsial bahwa ada pengaruh budaya organisasi berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan yang positif dan signifikan pada PT. Adira Dinamika Multi Finance,Tbk Cabang Medan 2 Divisi Mobil”.  
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa menggunakan kinerja pegawai dipengaruhi oleh budaya organisasi, maka hipotesis yang diajukan sebagai berikut:
H1: Budaya Organisasi Berpengaruh Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan

2.    Pengaruh Motivasi Kerja (X2) Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (Y)
Berdasarkan dari hasil uji parsial (Uji-t), menunjukkan bahwa motivasi kerja memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT. Galatta Lestarindo Medan. Hal ini dibuktikan dari hasil pengujian dengan SPSS 23 for windows untuk variabel motivasi kerja (X2)  diperoleh nilai thitung (10,192) > ttabel (2,052) dengan signifikan sebesar 0,000 < 0,05.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan Clarissa Situmorang (2012) yang berjudul “pengaruh motivasi kerja dan tekanan kerja terhadap kepuasan kerja pada karyawan pada PT. Olagafood Industri Tanjung Morawa” yang membuktikan secara parsial bahwa ada pengaruh motivasi kerja yang positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja pada karyawan.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa menggunakan kinerja karyawan sangat dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan, maka hipotesis yang diajukan sebagai berikut:
H1: Motivasi Kerja Berpengaruh Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan
3.    Pengaruh Budaya Organisasi (X1) dan Motivasi Kerja (X2) Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (Y)
Berdasarkan uji hipotesis secara simultan (F) yang telah dilakukan menunjukkan bahwa Budaya Organisasi dan Motivasi Kerja secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepuasan Kerja Karyawan pada PT. Galatta Lestarindo Medan. Hal ini dibuktikan dari hasil pengujian  hipotesis secara simultan (uji-f) dengan SPSS 23 for windows yang diperoleh Nilai Fhitung >Ftabel (72,319 > 3,35) dan tingkat signifikansi (0.000<0,05) dengan hipotesis H0 ditolak dan Ha  diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel bebas yaitu Budaya Organisasi (X1) dan Motivasi Kerja (X2) secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel Kepuasan Kerja Karyawan (Y) pada PT. Galatta Lestarindo Medan.
Berdasarkan hasil dari analisis data koefisien determinasi dilihat pada nilai Adjusted R Square  sebesar 0,831 berarti 83,1% variabel Kepuasan Kerja Karyawan (Y) dapat dijelaskan oleh variabel Budaya Organisasi (X1) dan Motivasi Kerja (X2). Sedangkan sisanya 16,9% dapat dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa menggunakan kepuasan kerja karyawan dipengaruhi oleh budaya organisasi dan motivasi kerja maka hipotesis yang diajukan sebagai berikut:
Ho: Budaya Organisasi dan Motivasi Kerja Secara Bersama-sama Berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan